21

114 9 0
                                    

Matahari pagi menembus dari jendela kamar, azura terbangun dari tidurnya sebenarnya ia sudah bangun sejak subuh tadi tetapi setelah sholat subuh ia kembali tertidur, tangannya meraba bantal disebalahnya mencoba mencari sesuatu.

"Mas Shaka" matanya terbuka perlahan, menyadari yang ia cari tidak ada disampingnya ia pun turun dari ranjangnya.

Mengikat rambutnya yang sedikit berantakan dan keluar kamar menuruni tangga, berpikir Shaka ada dibawah. Matanya tertuju pada meja makan, di liatnya disana terdapat sepiring nasi goreng dan sebuah kertas kecil didekat nya.

Selamat pagi cintanya mas.
Maaf mas harus berangkat pagi-pagi ke RS. Maaf ya mas pergi tanpa mengabari kamu, mas cuman gak tega untuk membangunkan kamu.

Ini mas buat kan sarapan untuk kamu, semoga suka  :3

Senyuman pun terbit dari bibir azura setelah membaca kertas kecil itu, ia pun duduk dan mengambil sendok menatap nasi goreng dengan toping telur mata sapi di depannya ini

Azura pun menyuapkan sesendok nasi kemulutnya "enak" ia pun menghabisinya nasi goreng itu dengan lahap.

Setelah selesai azura pun mengambil handphone nya dan mengirim pesan ke Shaka

Mas shaka😋
Online

Makasih nasgornya
Suka deh😚

Alhamdulillah kalau suka
Mas gak mau kalau cuman emoji begitu
Mas tunggu dirumah ini '😚' nya

Lihat nanti deh🤔

☹️

Hehe
Mas, boleh izin main👉👈

Kemana, hm?

Ke mall bareng Hanna
Tapi sebelum itu mau ke cafe
Nganter surat resign

Emang Hanna nggak kerja?

Kerja, shift malam
Bolehkan?

Boleh
Jangan pulang kesorean

Siap bos 🤝

Sudah mas transfer
Buat belanja

Peka banget si jadi suami🥺
Jadi makin sayanggg
Duitnya🤗

😌
Jangan lupa hijabnya
Dipakai

Oke, suami

Shaka sudah tidak aktif lagi, azura pun memutuskan untuk segera bersiap-siap.

****
"Hallo everybody"

Dua perempuan berbeda penampilan itu memasuki pintu cafe, yang satu memakai rok putih, baju tunik blue sky, serta hijab berwana senada sedangkan yang satunya memakai celana kulot hitam, kaos putih serta rambut yang dikucir satu.

Suasana cafe Masi sunyi karena baru buka, hanya ada para karyawan yang sedang beres-beres

"Tumben kak Hanna datang cepat, bukanya sif malam? Rajin banget si, mau cari perhatian sama bos ya" ucap Doni si karyawan baru.

"Ussttt, diam lu bocil" pelotot Hanna pada Doni, Doni ini memang karyawan yang paling ngeselin bagi Hanna.

"Ada apa ini" ucap Reza yang baru keluar dari ruangan bos, alias papinya.

"Bos ada?" Tanya azura pada reza.

"Ada, didalam" jawab Reza.

"Gue masuk dulu ya" azura pun masuk.

"Masyaallah itu siapa bening amat" Doni menatap kepergian azura tanpa kedip "ya Allah apakah benar itu jodoh hamba" sambungannya.

Reza pun mengusap kasar wajah Doni "binik orang"

"Udah nikah?" Tanya Doni, Reza pun mengangguk.

"Masi bisa ditikung di sepertiga malam kan?" Ucap Doni tanpa tau malu.

"Dasar konslet" Hanna melempar kain lap meja kearah Doni, dan pergi begitu saja.

Disini la azura sekarang, duduk berhadapan dengan bima sang bos.

"Saya sebenernya sayang melepas karyawan yang rajin dan disiplin seperti kamu ra" ucap bima sambil meletakan surat resign milik azura.

"Sebenernya zura juga sudah nyaman kerja disini bos, tapi kan sekarang zura sudah nikah, takut ga bisa bagi waktu" jelas azura.

"Yasudah tidak masalah, tapi kalau kamu butuh bantuan saya kabarin saja ya"

"Oke bos"

"Oh iya ra" bima pun mengetuk-ngetukan jarinya dimeja "menurut kamu target nikah hanna umur berapa si?" sambungnya.

"Hanna?" Tanya azura.

"Iya, dia kira-kira siap nikah dalam waktu dekat gak?" Pertanyaan Bima sontak membuat azura terkejut.

"Bos mau jadikan Hanna istri?" Tanya azura.

"Eettsss bukan, ini untuk Reza" jelas bima

"Reza?"

"Iya, dia tuh sering banget menceritakan Hanna sama saya, hampir tiap malam" azura dengan fokus mendengarkan "mana kalau cerita itu selalu sambil senyum-senyum begitu, kek nya dia suka deh sama hanna, Ra" sambung Bima.

"Waduh kabar hot ini" ucap azura seraya memikirkan sesuatu

"Tapi kamu jangan beritahu Hanna dulu ya ra, kasian anak saya kalau ditolak mentah-mentah sama Hanna"Bima menjeda ucapannya "tapi masa iya Hanna nggak mau sama anak saya, kan dia ganteng seperti saya"

Azura pun mencoba meneliti wajah bima, dilihat-lihat si emang lumayan, pesona pria matang dan berduit, tapi reza? Bagi azura biasa saja, tetap Shaka yang lebih tampan. Azura pun tersenyum mengapa jadi memikirkan shaka.

"Gimana ra, saya ganteng kan?"

"Iya bos ganteng, keren" ucap azura sambil mengangkat kedua jempol tangannya.

Bima sontak merapikan dasinya, ia semakin percaya diri sekarang.

"tapi Kalau soal perasaan Hanna gimana si zura kurang tau ya bos" jelas azura.

Bima pun mengangguk mengerti "kamu bantu reza ya ra, kasian juga saya kalau tu anak entar galau galauan" azura terkekeh "nyanyi lagu galau kuat-kuat dikamar, lumayan kalau suaranya bagus ini cempreng ra, sakit telinga saya" ucap Baim dengan raut wajah sedih, sementara azura sudah terkekeh membayangkan bagaimana kalau Reza tau papinya membongkar aibnya pada azura.

"Aman bos, entar zura bantu reza" azura pun bangkit dari duduknya "kalau gitu zura pamit ya bos"

"Iya ra, eh kamu jangan manggil bos lagi kan saya bukan bos kamu lagi"

"Hehe iya juga ya, yauda zura pamit ya om. Assalamualaikum" azura pun pamit.

"Wa'alaikumussalam" jawab Bima "tumben ngucap salam" ucap pelan Bima.

                                                                        
                                             

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang