16

127 10 0
                                    

Hari ini suasana di pesantren cukup ramai karena para santriwan maupun santriwati sedang sibuk membantu persiapan acara resepsi pernikahan Shaka dan juga azura.

Acara resepsi memang diadakan dilingkungan pesantren az-zain, hari ini sudah banyak keluarga jauh yang berdatangan membuat pesantren az-zain semakin ramai saja, Hanum beserta keluarga kecilnya juga sudah tiba dari Istanbul.

Selain keluarga besar Shaka, Arman dan lisa juga sudah tiba disana mereka semua akan menginap di pesantren az-zain, pesantren az-zain memang menyediakan beberapa kamar untuk para tamu ataupun orang tua para santriwati yang datang berkunjung.

Sementara naya menolak untuk ikut menginap disana ia memilih hadir saat acara resepsi saja, ia menolak dengan beralasan tidak akan bisa tidur karena disana mungkin tidak ada AC atau pun ranjang yang empuk, Naya membayangkan jika ia akan tidur beralaskan tikar berdempetan bersama yang lainnya.

Padahal tanpa Naya ketahui pesantren az-zain ada pesantren yang bertema modern, bukan hanya bangunan nya yang berdesain modern dan elegan tetapi disini juga dilengkapi fasilitas yang mewah, setiap kamar santri terdapat tempat tidur berjumlah 5 dengan kamar mandi dalam dan juga terdapat AC serta 1 tv untuk hiburan para santri jika sedang beristirahat. Berbeda dengan kamar untuk para tamu yang lebih luas dan juga hanya tersedia 2 ranjang.

"Pulangnya ga lama kan mas" ucap azura sambil mengikuti Shaka yang sedang bersiap-siap menuju rumah sakit.

"Engga sayang, setelah operasi selesai mas langsung pulang"

Azura pun mengangguk dan menyalam tangan Shaka "hati-hati ya mas"

"Iya, sayang" Shaka pun memberikan ciuman di kening azura,lalu segera berangkat kerumah sakit.

Shaka memang seorang dokter bedah ia sering mendapatkan panggilan mendadak kerumah sakit jika ada kondisi pasien yang darurat.

"Azura" panggil ummi Adiba

Mendengar itu azura pun segera menghampiri ummi Adiba "Iya ummi"

"Ayo makan siang dulu" ajak ummi Adiba.

Azura pun mengikuti Adiba menuju ruang makan disana sudah ramai para keluarga besar shaka, Arman dan lisa juga sudah berada disana.

"Lo Shaka nya mana" tanya Baim, paman Shaka alias adik kandung Abi Rayhan.

"Shaka kerumah sakit om, ada operasi" jawab azura sambil ikut duduk bergabung disana.

Baim pun mengangguk paham "Shaka itu dokter yang hebat dia juga sangat cerdas, makanya om tu pingin sekali shaka yang mengurus rumah sakit" ucap Baim.

Rumah sakit tempat Shaka bekerja memang milik Baim pamannya, Baim tidak memilik anak karena istrinya sudah meninggal sejak 20 tahun lalu, dan ia tidak pernah berniat untuk menikah lagi maka dari itu ia sangat menyayangi Shaka dan sudah menganggap nya sebagai putranya sendiri.

"Kamu itu dari dulu tidak pernah berubah Baim" ucap Abi Rayhan "dari dulu ingin sekali shaka yang mengurus rumah sakit mu, padahal saya sudah berencana agar kedepannya Shaka mengurus pondok pesantren ini" sambung Abi Rayhan.

Baim pun terkekeh kecil "kamu kan tau kak, aku tu mau Shaka yang mengurus rumah sakit agar aku bisa fokus mengurus perusahaan, kalau pesantren kan Masi bisa kamu yang mengurus" ucap Baim pada sang kakak.

"Sudah biar Shaka yang memutuskan nya nanti" ucap ratih, ibu Adiba alias neneknya Shaka.

"Bener yang dibilang ibu, sudah ayo ini kita mulai makannya" ucap adiba.

Mereka pun memulai makan siang, sementara azura Masi sibuk dengan pikirannya ia tidak menyangka jika ternyata selama ini Shaka bekerja dirumah sakit yang masi milik keluarga nya, mengapa Shaka tidak pernah cerita soal ini padanya.

Lain hal nya dengan lisa, saat ini hatinya terasa panas, ia masi tidak bisa menerima jika azura mendapatkan suami seperti Shaka yang masa depannya sudah terjamin 7 turunan seharusnya Naya la yang berada diposisi azura saat ini.

"Azura ini ada kepiting saus Padang kamu suka kan, makan yang banyak ya mama ga mau kamu sakit Lo " ucap Lisa dengan senyuman ramah, sedari tadi ia memang bersikap baik dan ramah agar orang-orang beranggapan dia adalah ibu sambung yang baik dan juga penyayang.

"Lisa, azura alergi kepiting" ucap Arman mencegah Lisa menaruh kepiting ke piring milik azura.

Lisa pun tersenyum canggung, bagaiman ia bisa tau selama ini kan ia tidak pernah peduli pada azura terlebih lagi masalah kesehatannya "hehe iya mama lupa sangking senang nya, ini kamu makan ikan bakar nya saja ini juga enak mama udah coba" ucapnya sambil menaruh ikan bakar ke piring azura, dan tersenyum ke arah Adiba.

Adiba hanya menangapi Lisa dengan senyuman saja, ia sebenarnya sudah tau bagaimana Lisa tetapi ia tetap tersenyum ramah kepada Lisa dihadapan keluarga yang lain.

"Carik muka lo, dih jijik banget gue"  ucap azura dalam hati sambil tersenyum sinis kearah Lisa.

"Mama, Ara mau sama aunty" ucap Ara di pangkuan Hanum.

"Jangan ya sayang, aunty zura nya mau makan dulu" ucap Hanum.

Azura pun melihat ke arah Hanum "Ara sini makan bareng aunty" panggil azura pada Ara.

Ara pun segera turun dan berlari ke pangkuan  azura, sedari pagi Ara tidak mau makan tetapi kali ini ia makan cukup lahap saat di suap oleh azura.

"Sudah cocok punya baby tu Ra" ucap meli mama hanum, adik ummi adiba, Ucapan meli di setujui semua orang yang berada disana, terkecuali lisa.

Sementara azura sudah tersenyum malu, ia jadi membayangkan akan memiliki anak bersama shaka.

****
Altan saat ini sedang memarkirkan motornya di halaman rumah Arman, ia pun segera memencet bel rumah tersebut tetapi tidak ada jawaban dari dalam.

Saat altan ingin kembali justru ia melihat mobil Naya yang baru saja sampai.

"Sayang kamu disini" ucap naya, ia pun segera memeluk altan.

"Azura ada didalam?" Tanya altan pada naya.

"Kamu kok malah nanya dia sih, ga kangen sama aku" naya pun memajukan bibirnya agar terkesan imut, dih.

"Ada yang harus aku bicarakan sama dia"

"Ck, dia ga ada" azura pun mengandeng tangan altan "mau masuk? di dalam lagi ga orang lo" ucap naya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"ga, aku ada urusan" altan pun segera meninggalkan naya dan tak menghiraukan panggilannya.

"Altan, ihh sebel sebel sebel" naya pun menghentak-hentakan kaki nya dan masuk kedalam dengan kesal.



di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang