34

110 11 2
                                    

Altan menarik paksa azura, azura sudah menjerit dan meminta tolong tapi tidak ada yang menolongnya karena memang gang ini sunyi dan juga gelap.

"Lepasin gue"

"Nggak akan"

Akhh

Tiba-tiba sebuah balok kayu mendarat dibelakang kepala altan, seorang pria menghajar Altan hingga altan sudah tergeletak di tanah, altan memang kurang mahir dalam hal bela diri.

"Gio.." azura kini sudah bisa bernafas lega, ia tidak henti-hentinya mengucap syukur dalam hatinya.

"Azura, lo baik-baik aja?" Tanya gio memastikan azura baik-baik saja.

Azura mengangguk "makasih gio, kalau nggak ada Lo gue nggak tau apa yang bakal terjadi"

"Sama-sama, tadi gue liat Lo lari ke gang ini jadi nya gue ikutin lu dari belakang" ucap gio

"Gio awass...."teriak azura ketika altan bangkit dan mencoba menusuk gio dengan pisau yang ternyata sudah ia bawa dicelananya sedari tadi.

Gio yang mendengar itu segera berbalik dan ia berhasil menghindar dari serangan altan.

"Eetss nggak kenak" ucap gio, bahkan disaat seperti ini ia masih saja bersikap santai.

"Sial" umpat altan.

"Lawan gue kalau pakai tangan kosong kalau Lo berani" tantang gio.

"Lo nggak usah ikut campur, cewe itu urusan gue" altan menarik kerah gio "biarin gue bawa dia pergi" sambung altan.

Gio menaikkan satu alisnya sambil tersenyum miring "Lo nggak berhak bawa dia pergi, dan gue nggak bakal biarin itu terjadi" gio mendorong altan dengan kasar.

"GUE BILANG NGGAK USAH IKUT CAMPUR, LO SIAPA NYA HAH?" teriak altan penuh emosi.

"DIA ADEK GUE" teriak gio didepan wajah altan "DAN GUE NGGAK BAKAL BIARKAN TANGAN KOTOR LO NYENTUH ADEK GUE" ucap gio penuh penekanan.

Altan sudah tidak dapat menahan emosinya lagi ia pun menyerang gio, tentunya dengan bantuan pisau ditangannya.

Pertarungan pun terjadi, gio dengan tangan kosong dan altan mengunakan senjata, gio berhasil menghindar dari setiap serangan altan hingga akhirnya gio berhasil merebut pisau itu dari tangan altan dan mencampakkan nya begitu saja

"Sekarang kita seimbang, ayo lawan pakai tangan kosong" tantang gio.

Altan pun menyerang dan gio juga kembali menyerang altan hingga tidak membutuhkan waktu lama gio berhasil mengalahkan altan, sekarang altan sudah tergeletak di atas tanah.

Gio melihat kearah azura yang sedang berjongkok sambil menutup matanya, selama pertarungan azura menutup matanya karena ia sangat takut melihat darah.

Gio mengampiri azura dan ikut berjongkok dihadapannya

"Ayuk ikut gue, gue bakal antar lu pulang" ucap gio.

Azura pun mengangguk dan mengikuti gio, satu-satunya hal yang ingin ia lakukan sekarang adalah menemui Shaka dan memeluknya, baru lah ketakutan nya akan hilang sepenuhnya.

****
Mobil Shaka memasuki pekarangan rumahnya, pekerjaan nya dirumah sakit sudah selesai dan ia langsung buru-buru balik karena entah mengapa perasaannya tidak enak sedari tadi.

Saat Shaka memasuki rumah ia melihat umi Adiba sedang duduk disana

"Assalamualaikum umi" Shaka menghampiri umi Adiba dan mencium tangannya.

"Wa'alaikumussalam, azuranya mana?" Umi adiba melihat ke belakang Shaka tetapi azura tidak ada bersama Shaka.

"Loh, bukannya azura dirumah ya mi?" Shaka bertanya balik.

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang