8

121 8 0
                                    

Matahari sudah menampakan wujudnya menyinari langit Istanbul di pagi hari ini. shaka saat ini sedang berolahraga di halaman rumah Hanum, kemarin malam ia menginap disini maka dari itu pagi ini ia melakukan olahraga di halaman rumah Hanum.

Sebagai seorang dokter shaka sangat menjaga kesehatan badannya maka dari itu walau ditengah kesibukan nya sebisa mungkin ia menyempatkan waktu untuk berolahraga seperti pagi hari ini, hingga suara cempreng terdengar oleh telinga nya seperti nya dia sudah mengenali suara itu.

"Haii om shaka" Teriak azura dari luar pagar, entah mengapa gadis itu selalu memanggilnya dengan sebutan itu dan mengapa pagi-pagi begini dia sudah datang kesini.

"Walaikumsalam" Sindir shaka sembari melanjutkan olahraga nya tanpa menghampiri azura.

"Nyindir ini ceritanya"ucap azura pelan tampa didengar shaka, "Assalamu'alaikum om shaka, tolong bukain pagarnya dong azura yang cantik dan manis ini mau masuk" Teriak azura dari luar pagar.

"Waalaikumsalam" Shaka pun menghampiri azura dan membukakan pagar "ngapain kesini" Tanya shaka.

"Gue tu kesini karena di suruh kak hanum" Jawab azura, pasalnya tadi pagi sekali Hanum memintanya untuk datang katanya ara ingin bertemu dengannya sekalian Hanum mengajak azura untuk membuat brownies bersama.

"Yaudah sana masuk"

Azura pun segera masuk dan meninggalkan shaka sepertinya ia akan melanjutkan olahraga nya.

Saat ini azura dan Hanum sedang membuat brownies serta berbagai jenis makanan lainnya di dapur sementara ara sedang pergi membeli es krim bersama faiz papanya kata Hanum kemarin malam ara menangis minta es krim karena sudah tengah malam  jadinya faiz menjanjikan akan membelikannya di pagi hari.

"Oh iya kak itu sepupu kakak si shaka itu orang nya emang begitu ya" Tanya azura sambil mengupas mangga untuk dibuat jus nantinya.

"Begitu gimana" Heran Hanum, mengapa tiba-tiba jadi membahas shaka.

"Dingin banget cuek lagi kalau kata anak jaman sekarang cowok cool, apalagi kalau azura ajak ngobrol tu selalu nunduk apa azura ini jelek banget ya" Ucapanya sembari melihat wajahnya melalui kamera handphone.

"Eh siapa bilang, kamu itu cantik tauu pakek banget lagi kakak aja pertama liat kamu kagum, serasa liat bidadari" Ucap Hanum sedikit dilebih-lebihkan, yah walaupun azura emang cantik tapi ya tidak seperti bidadari juga.

"Ehh kak Hanum bisa aja" Ucap azura tersipu malu, azura seneng jika dipuji begini "eh tapi azura serius lo kak, si shaka itu kok ga pernah mau natap azura lama paling ya sekilas doang" Tanya azura lagi pasalnya ia belum mendapatkan jawabannya.

"Shaka begitu karena menjaga pandangannya" Jawab Hanum sembari berjalan kearah kulkas untuk mengambil beberapa bahan untuk membuat brownis dan azura pun mengikuti nya dari belakang.

"Menjaga pandangan?" Hanum pun mengangguk sambil berjalan kearah wastafel untuk mencuci beberapa bahan dan azura kembali mengikutinya sampai ia lupa dengan mangga yang sedang dia kupas tadi.

"Shaka Altair zain, putra pertama kyai Reyhan zain pemilik pondok pesantren az-zain , shaka seorang dokter dan juga hafiz qur'an maka dari itu dia sangat menjaga pandangannya dari yang bukan mahramnya"

"Wahh ternyata dokter dan hafiz qur'an" Kagum azura.

Hanum pun mengangguk "dan kamu pasti heran kan kenapa shaka ke kakak terlihat dekat dan biasa saja padahal kakak ini sepupunya dimana sepupu itu bukan lah mahram" Ucap hanum

"Nah iya azura juga pernah dengar soal itu dulu waktu ikut emaknya hana ke pengajian, terus kenapa tu shaka biasa aja ke kak Hanum bahkan kemaren azura lihat shaka sempet megang tangan kak Hanum"tanya azura

"Karena kakak saudara sepersusuan nya shaka, jadi dulu tu umi nya shaka sempat memberikan asinya ke kakak karena mama lagi sakit parah waktu itu".

Azura pun mengangguk " Oh begitu" akhirnya ia mendapatkan jawaban dari pertanyaan nya, dan akhirnya juga ia mengetahui kalau ternyata dirinya dan shaka itu bagaikan langit dan bumi.

"Oh iya ra, kamu ke Istanbul ini buat liburan ya" Tanya Hanum pada azura.

Azura menggelengkan kepalanya "gak kak, azura kesini tu niat nya untuk ketemu bunda"

"Bunda? Ibu kamu" Tanya Hanum lagi

Azura pun mengangguk "selama ini azura tinggal bareng ayah sama istri keduanya dan juga anaknya, selama ini azura gak tau dimana bunda berada sampai azura dapat info dari temen azura yang baru pulang dari Istanbul bahwa bunda berada disini bersama om vino ,kakak laki-laki bunda" Jelas azura pada Hanum.

"Sekarang kamu sudah ketemu bunda kamu kan" Tanya Hanum

"Sudah tapi... " Azura menjeda ucapannya "bunda gak ingat sama azura sebab bunda kehilangan ingatannya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu, yang bunda tau azura anak temannya yang sedang berkunjung"

Hanum memahami kondisi azura ia pun segera merangkul azura "ingin sekali rasanya azura peluk bunda dan mengatakan bahwa azura ini bukan orang asing, azura putri kesayangan bunda" Azura pun sudah tidak dapat menahan air matanya lagi entah mengapa ia merasa bahwa Hanum dapat menjadi tempat curhatnya.

"Kamu yang sabar ya, kamu itu anak yang hebat suatu hari nanti bunda pasti akan ingat kalau azura adalah putrinya, mungkin sekarang dengan kamu berada di dekat bunda kamu perlahan ingatkan nya mungkin akan kembali walau perlu sedikit waktu" Ucap Hanum memberikan semangat.

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi seseorang memperhatikan mereka dari arah pintu dapur ia adalah shaka, shaka tidak bermaksud untuk menguping ia tadi hanya ingin mengambil minum setelah berolahraga sehingga tanpa sengaja dia mendengar curhatan azura tentang keluarganya, ia tidak menyangka bahwa dibalik sifat ceria gadis itu tersimpan luka didalamnya.

di Langit IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang