Keesokan paginya Iyan berangkat sekolah seperti hari-hari biasa, namun ada yang sedikit berbeda dari dirinya yang biasa. Senyumnya semakin melebar dengan hati yang berbunga bunga.
Ia telah menemukan perasaan cinta yang baru dan penuh gairah, dan perasaan itu mekar di dalam dirinya seperti taman di musim semi. Ia menyapa setiap orang yang lewati dengan senyuman manis, tak biasanya Iyan berangkat Sekolah dengan perasaan sebahagia itu. Sikap pendiamnya yang biasanya telah digantikan dengan kegembiraan yang tidak mungkin disembunyikan.
"Vrom-Vrom ...., aghhhh tadi malam itu kayak mimpi ...!" gumam Iyan seperti orang gila kehabisan obat.
"Lima potong éclair... hehe apa dia bakal dateng lagi ya ke toko..? Nggak biasanya aku sesemangat ini buat kerja!"
Sepanjang hari, pikiran Iyan terus melayang kembali ke kejadian di malam sebelumnya. Kehangatan tubuh Loren sikap dingin dan lembutnya menyatu dengan sempurna. Senyumnya yang memesona dan matanya yang berbinar telah menarik hati Iyan dalam sekejap, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasakan tarikan magnet ke arahnya.
Iyan tak sabar menunggu bel pulang berbunyi, menandakan berakhirnya hari itu, sehingga ia dapat bertemu dengan Loren meski hanya sebatas harapan belaka.
Hari sekolah terus berjalan, setiap menit yang berlalu terasa seperti waktu yang sangat lama bagi Iyan. Ia berjuang untuk berkonsentrasi di kelas, pikirannya terus mengembara ke gadis yang telah merebut hatinya. Namun, saat bel pulang sekolah berbunyi, ia buru-buru mengemasi barang-barangnya dan bergegas keluar kelas, jantungnya berdegup kencang.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Di sisi lain SMA Pandora Loran sang wanita idola di SMA tersebut berjalan dengan langkah lebar. Melewati beberapa siswa yang menatap takut, dan takjub padanya. Ketua gangster paling berbahaya dan di takuti di Bandung. Black Sapphire sebuah organisasi perkumpulan anak motor di Bandung dengan anggota yang kejam dan berbahaya. Loren sebagai ketua memiliki 5 divisi inti berisi 15 orang di setiap divisinya. Loren, sebagai pemimpinnya, mendapatkan rasa hormat dan kesetiaan dari para pengikutnya. Dia telah membangun kerajaannya dengan ketepatan dan kekuatan, memastikan gengnya tetap berada di puncak dunia malam.
Saat Loren turun ke tempat parkir dan mengambil helem motornya, seorang pria gagah tampan mendekatinya. "Loren apa nanti malam lo senggang kita mau ngadaain pertemuan anggota di markas, karena ini malam Sabtu!" sahut pria itu dengan wajah berseri.
"Maaf Riyan, malam ini gue nggak bisa ikut pertemuan, ada urusan penting mendadak!" ucap Loren tanpa sedikit pun mendongak ke arah Riyan. "Lo bisa laku in, tanpa gue kan, gue nujuk lo jadi wakil ketua bukan tanpa alasan!" lanjutnya, suaranya tegas dan tak tergoyahkan.
"Tapi, kalo lo nggak ikut!" Riyan mendesak, berharap untuk mengubah pikiran Loren.
Loren berpaling darinya, perhatiannya sudah beralih kembali ke sepeda motornya. "Terserah lakukan yang lo bisa gue percaya sama lo, dah!" Ia menyalakan motornya dan melaju pergi, meninggalkan Riyan yang kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katalisator
Teen FictionBagaimana rasanya memiliki gerd, tapi kalian malah setiap hari minum kopi? Tapi, ini bukan tentang kopi! Ini tentang pilihan, tentang konsekuensi, tentang bagaimana sebuah pertemuan kecil bisa mengubah segalanya. Kisah ini bercerita tentang Iyan, re...