43: End of Conversation

120 18 0
                                    

Regen

hei

do u have a minute?


Aku memandangi pesan yang baru saja kukirimkan kepada M. Melihat percakapan terakhir kami—yang ia curhat mengenai seseorang tersebut—aku tidak berharap banyak ia akan segera membalasnya.

Setelah semalam aku menceritakan bagaimana bisa aku mengira Mahesa adalah M kepada Nada dan Alika, ada sesuatu yang mendorongku untuk mengambil keputusan sekarang ini. Pertanyaan Alika membuatku memikirkan kembali atas semuanya. Atas bagaimana perasaanku yang sesungguhnya.

To my surprise, balasan darinya datang hanya selisih sepuluh menit setelah aku mengirimkannya.


M

yep

wait, kenapa feeling gue ini bakal serius ya


Senyum separuh terbentuk di wajahku. Semoga keputusan yang akan aku ambil tidak salah dan tidak akan aku sesali nantinya.


Regen

feeling lo oke juga

M

jadi bener?

Regen

it's up to you mau ngelabelin ini serius atau enggak

M

tell me

Regen

i don't think that i can talk to you ever again

ya meskipun kita juga udah lama nggak sering2 chat juga si

but what i mean is, sama sekali nggak chat sampai nanti

yang gue juga nggak tau kapan

atau mungkin malah nggak akan pernah


Tanda bahwa pesanku telah dibaca olehnya menyala sedari aku mengetikkan pesan pertama. Tidak ada pesan balasan yang memotong. Aku membayangkan bagaimana ia memandangi layar ponselnya, menyimak kalimat demi kalimat yang aku kirimkan. Setelah beberapa waktu aku tidak mengirimkan pesan tambahan, akhirnya dia membalas.


M

why?


Hanya satu kata, tapi aku tidak mampu menjawabnya. Tidak mungkin, kan, aku menjawab 'karena gue bingung sama perasaan gue' atau 'gue kira lo Mahesa pacar gue ternyata bukan'. Kan konyol sekali.


Regen

i've a bf

mungkin kedengarannya aneh, tapi gue merasa nggak bener aja kalau gue masih chat sama lo

kaya dulu

Mysteriously MatchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang