Regen
hei
do u have a minute?
Aku memandangi pesan yang baru saja kukirimkan kepada M. Melihat percakapan terakhir kami—yang ia curhat mengenai seseorang tersebut—aku tidak berharap banyak ia akan segera membalasnya.
Setelah semalam aku menceritakan bagaimana bisa aku mengira Mahesa adalah M kepada Nada dan Alika, ada sesuatu yang mendorongku untuk mengambil keputusan sekarang ini. Pertanyaan Alika membuatku memikirkan kembali atas semuanya. Atas bagaimana perasaanku yang sesungguhnya.
To my surprise, balasan darinya datang hanya selisih sepuluh menit setelah aku mengirimkannya.
M
yep
wait, kenapa feeling gue ini bakal serius ya
Senyum separuh terbentuk di wajahku. Semoga keputusan yang akan aku ambil tidak salah dan tidak akan aku sesali nantinya.
Regen
feeling lo oke juga
M
jadi bener?
Regen
it's up to you mau ngelabelin ini serius atau enggak
M
tell me
Regen
i don't think that i can talk to you ever again
ya meskipun kita juga udah lama nggak sering2 chat juga si
but what i mean is, sama sekali nggak chat sampai nanti
yang gue juga nggak tau kapan
atau mungkin malah nggak akan pernah
Tanda bahwa pesanku telah dibaca olehnya menyala sedari aku mengetikkan pesan pertama. Tidak ada pesan balasan yang memotong. Aku membayangkan bagaimana ia memandangi layar ponselnya, menyimak kalimat demi kalimat yang aku kirimkan. Setelah beberapa waktu aku tidak mengirimkan pesan tambahan, akhirnya dia membalas.
M
why?
Hanya satu kata, tapi aku tidak mampu menjawabnya. Tidak mungkin, kan, aku menjawab 'karena gue bingung sama perasaan gue' atau 'gue kira lo Mahesa pacar gue ternyata bukan'. Kan konyol sekali.
Regen
i've a bf
mungkin kedengarannya aneh, tapi gue merasa nggak bener aja kalau gue masih chat sama lo
kaya dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysteriously Matched
RomanceRegen tidak suka sesuatu hal yang rumit. Akan tetapi, seakarang ini ia dihadapkan dengan persimpangan; masa lalu yang muncul kembali tanpa aba-aba, masa depan yang terlalu menggoda untuk dilewatkan, dan seorang anonim yang mampu mengalihkan perhatia...