Kutarik kuat-kuat tangan dan kaki saling menjauh. Bangkit dari posisi tidur, aku lengkungkan badan dengan kedua tangan terangkat ke kanan dan ke kiri. Aku bungkukkan badan ke depan dengan posisi kaki bersila.
"Haahh." Aku lepaskan napas panjang. "Nggak lagi-lagi gue begadang."
Sejenak setelah kalimat itu meluncur dari mulut, aku tertawa lepas. Sungguh kontradiktif dengan kehidupan mahasiswi teknik sehari-hari yang kujalani.
Semalam berbicara—bertukar pesan lebih tepatnya—dengan Mr. M membuatku lupa akan waktu. Tiba-tiba saja jam telah menunjukkan pukul satu.
Aku mengucek mataku yang penuh akan belek. Menguap sekali lagi, aku membawa kedua kaki menuruni kasur menuju kamar mandi. Mengusap muka dengan air, sikat gigi, aku kembali dan mengambil sebuah susu kotak di kardus yang tergeletak di pojok kiri. Tepat saat teguk pertama, ponselku berbunyi.
Aksara
hari ini ada acara?
Kenapa aku tidak kaget dengan pesannya yang tanpa ba-bi-bu.
Regen
tergantung
Aksara
???
Menengok dia sebagai Koordinator Acara, mau tidak mau aku bersuudzon dengannya. Apalagi yang dia butuhkan dariku kalau bukan masalah dies natalis?
Regen
kalau disuruh masalah dies nggak dulu
mau semedi
Aksara
bukan
Salah satu alisku terangkat.
Regen
terus?
Bukannya mengetikkan pesan balasan, Aksa mengirimiku sebuah gambar.
"Aaak!!" pekikku seketika saat melihat foto yang diberikannya. Aku bersimpuh di atas kasur. Segera aku memencet tombol telepon.
"Kok bisa? Kok kamu bisa dapet?!" ucapku sepersekian detik setelah Aksa mengangkat telepon.
"Ya, beli, lah, Re. Masa nyolong," balas Aksa dari seberang sana. "Jadi? Mau nggak? Ada acara?"
"Mau, lah!" Aku mengangguk dengan cepat, meskipun Aksa tidak bisa melihat. "Hari ini jadwal aku kosong melompong!" Senyuman lebar menghiasi wajahku.
Aku bisa mendengar kekehan pelan dari Aksa. "Oke. Nanti aku jemput aja, ya?"
"Siap!" Aku memberikan hormat.
Please stop, Re. Dia nggak bisa lihat lo.
"Pake motor nggak pa-pa, kan? Atau kamu mau pake mobil aja?"
"Motor aja nggak pa-pa," jelasku. "Eh, jam berapa?"
"Hmm." Aksa menggumam sejenak. "Lebih awal dikit mau? Sekalian makan dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mysteriously Matched
RomanceRegen tidak suka sesuatu hal yang rumit. Akan tetapi, seakarang ini ia dihadapkan dengan persimpangan; masa lalu yang muncul kembali tanpa aba-aba, masa depan yang terlalu menggoda untuk dilewatkan, dan seorang anonim yang mampu mengalihkan perhatia...