19: Ada Acara

179 24 4
                                    

Kutarik kuat-kuat tangan dan kaki saling menjauh. Bangkit dari posisi tidur, aku lengkungkan badan dengan kedua tangan terangkat ke kanan dan ke kiri. Aku bungkukkan badan ke depan dengan posisi kaki bersila.

"Haahh." Aku lepaskan napas panjang. "Nggak lagi-lagi gue begadang."

Sejenak setelah kalimat itu meluncur dari mulut, aku tertawa lepas. Sungguh kontradiktif dengan kehidupan mahasiswi teknik sehari-hari yang kujalani.

Semalam berbicara—bertukar pesan lebih tepatnya—dengan Mr. M membuatku lupa akan waktu. Tiba-tiba saja jam telah menunjukkan pukul satu.

Aku mengucek mataku yang penuh akan belek. Menguap sekali lagi, aku membawa kedua kaki menuruni kasur menuju kamar mandi. Mengusap muka dengan air, sikat gigi, aku kembali dan mengambil sebuah susu kotak di kardus yang tergeletak di pojok kiri. Tepat saat teguk pertama, ponselku berbunyi.


Aksara

hari ini ada acara?


Kenapa aku tidak kaget dengan pesannya yang tanpa ba-bi-bu.


Regen

tergantung

Aksara

???


Menengok dia sebagai Koordinator Acara, mau tidak mau aku bersuudzon dengannya. Apalagi yang dia butuhkan dariku kalau bukan masalah dies natalis?


Regen

kalau disuruh masalah dies nggak dulu

mau semedi

Aksara

bukan


Salah satu alisku terangkat.


Regen

terus?


Bukannya mengetikkan pesan balasan, Aksa mengirimiku sebuah gambar.

"Aaak!!" pekikku seketika saat melihat foto yang diberikannya. Aku bersimpuh di atas kasur. Segera aku memencet tombol telepon.

"Kok bisa? Kok kamu bisa dapet?!" ucapku sepersekian detik setelah Aksa mengangkat telepon.

"Ya, beli, lah, Re. Masa nyolong," balas Aksa dari seberang sana. "Jadi? Mau nggak? Ada acara?"

"Mau, lah!" Aku mengangguk dengan cepat, meskipun Aksa tidak bisa melihat. "Hari ini jadwal aku kosong melompong!" Senyuman lebar menghiasi wajahku.

Aku bisa mendengar kekehan pelan dari Aksa. "Oke. Nanti aku jemput aja, ya?"

"Siap!" Aku memberikan hormat.

Please stop, Re. Dia nggak bisa lihat lo.

"Pake motor nggak pa-pa, kan? Atau kamu mau pake mobil aja?"

"Motor aja nggak pa-pa," jelasku. "Eh, jam berapa?"

"Hmm." Aksa menggumam sejenak. "Lebih awal dikit mau? Sekalian makan dulu."

Mysteriously MatchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang