Episode 51

688 89 4
                                        

~Happy Reading~

"Pelan pelan heh ngomong nya, kalau Olivia denger gimana?" Pengingat Dafisan.

"Udah. Sekarang, kita keluar, kita laporin masalah ini ke polisi. Karena bagaimana pun ini menyangkut nama sekolah kita" ujar Zean.

Mereka pun keluar dari kamarnya pak Dirman, tanpa sengaja bertemu dengan Aletta dkk.

"Al, gimana? Ketemu?" Aletta langsung bertanya.

"Ketemu Ta. Ternyata dia nyimpen uangnya di dalem lemari, dan lebih parahnya lagi ada 6 tas uang yang dia sembunyiin" jawab Alvaro.

"6 tas uang? Gila banyak banget, pasti satu tas uang jumlah nya 1 miliar" kaget Indri dengan suara yang pelan.

"Dan kalian tau, kita nemuin apa?" Tanya Serli.

"Apa?"

"Foto nyokap nya Alvaro sama Dafisan. Ada bercak darahnya lagi,"

"Ada bercak darahnya?"

"Iya Al"

"Mana, coba, gue liat." Dafisan meminta foto tersebut.

Indri memberikan foto tersebut pada Dafisan "Gue nemu ini di laci kamar Olivia"

Saat Dafisan hendak membuka suara, dengan cepat Arsen menutup mulutnya.

"Kalau lo mau marah, kita keluar dulu biar gak ketauan" ujar Arsen.

Akhirnya mereka pun keluar dari rumah Olivia melewati pintu belakang juga.

Setelah sampai di luar, mereka menyebrang menghampiri Senja dkk yang ada di hutan kecil itu.

Aletta juga sudah mengirimkan pesan pada Aura bahwa ia berhasil menjalankan misi ini.

"Huuh aman kita." Serli menarik nafas panjang.

"Eh Aura gimana?" Tanya Indri.

"Udah biarin aja dulu. Biar mereka gak curiga"

"Misi kita selanjutnya adalah cari tau kenapa foto nyokap nya Alvaro sama Dafisan ada di rumah dia. Dan apa hubungannya" Kata Aletta.

"Kalau soal itu Olivia udah ngaku kalau dia yang nabrak almarhumah nyokap gue. Yang kita harus cari tau itu Dimas" Alvaro menjelaskan.

"Lo tau dari mana kalau Olivia yang nabrak nyokap lo?" Bingung Indri.

"Jadi waktu itu-" Alvaro menjelaskan pada mereka dia pernah bertemu pria misterius yang membuat Olivia mengakui perbuatan nya.

Di dalam rumah Olivia

Aura yang menyadari teman teman nya sudah berkumpul, Aura berpamitan pada mereka.

Mengapa bisa tau? Karena Aura melihat dari jendela teman teman nya sudah berkumpul sambil membawa tas uang.

"Guys kayaknya gue harus pulang deh" pamit Aura.

"Lho kok cepet banget sih Ra?" Tanya Alisya kecewa.

"Bokap gue nyuruh gue pulang. Katanya gue suruh jemput dia ke bandara" bohong Aura.

Tiada Tara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang