Episode 47

693 79 3
                                        

~Happy Reading~

Zean duduk di kursi sebelah brankar Aletta mengenggam tangannya dengan kuat.

"Dek, bangun dong. Sahabat sahabat kamu khawatir banget lho" ujar Zean.

"Kenapa kamu bisa jadi masuk rumah sakit sih? Kamu gak dapet panggilan ya?"

"Sabar Ze, pasti Aletta cepet sadar kok, aku yakin"

Zean menarik nafas panjang. "Pantes aja Aletta tiba tiba manja, minta gendong, ternyata ada kejadian kek gini"

"Kita mana tau Ze bakal kaya gini kejadian nya? Padahal kita tau sendiri tadi pagi Aletta baik baik aja." ujar Arabella.

"Andai aja tadi kita bahas kelompoknya di kantin, biar bisa pantau Aletta. Mungkin ini gak akan terjadi?"

"Ini udah takdir Ze. Gak akan ada yang bisa ngelawan takdir" lanjut Arabella membuat Zean terdiam.

"Kamu bener Ra"

"Udah ya, jangan sedih lagi. Sekarang cari makan aja yuk? Aku laper"

"Oke deh."

Sebelum mereka berdua keluar, Zean mengecup kening Aletta sekilas.

"Kakak cari makan dulu ya Ta," pamit Zean sambil berdiri dan menatap Aletta dengan selang oksigen nya lalu berjalan ke luar.

"Gimana, Aletta udah sadar?" Tanya Lian saat melihat mereka berdua keluar.

Zean menggeleng.

"Sekarang ayah sama bunda yang masuk. Zean sama Ara mau makan dulu ke kantin"

"Lo juga Ja. Makan, belum makan kan lo?" Lanjut Zean pada Senja.

"Ogah! Yang ada gue jadi nyamuk" tolak Senja.

"Lo belum makan lho. Udah ikut sama kita aja ya" ajak Arabella.

"Oke lah kalau kalian maksa" Senja berjalan mendahului mereka berdua.

"Giliran gue yang ngajak di tolak, giliran Ara yang ngajak langsung mau. Aneh tuh anak" gerutu Zean kesal.

"Hahaha sabar ya" sahut Arabella.

Sementara para orang tua yang disana hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.

Di sekolah

Olivia dan kedua temannya di seret menuju ruangan ayahnya sendiri oleh kakak kelas mereka.

Nathan menarik tangan Olivia, Aska menarik tangan Febby dan Erik menarik tangan Alisya. Sedangkan Karin dan Sabrina mengikuti dari belakang.

"Gara gara lo ya kita jadi ikutan kena" tuduh Alisya.

"Kok nyalahin gue sih? Orang gue gak salah" Olivia membela diri.

Karin menoyor kepala Olivia dari belakang. "Apa lo bilang? Gak salah? Setelah apa yang lo lakuin ke Aletta, lo bilang lo gak salah?"

"Emang Aletta punya salah sama kalian? Hah?" lanjut Sabrina bertanya.

"Punya. Dia udah bikin gue sama temen temen gue di skors kak! Jadi wajar lah kalau gue bales."

Tiada Tara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang