Episode 21

1K 117 15
                                    

~Happy Reading~


Malam hari nya, Alvaro dan Dafisan sedang menuju rumah Olivia dengan pakaian serba hitam. Arsen tidak ikut dalam rencana ini karena tiba tiba saja dia sakit. Tiba tiba motor mereka di cegat dengan seorang pria yang usia nya di atas mereka.

"Kalian balik aja ke markas, biar gue yang beresin tuh orang"

"Lo siapa?" Tanya Alvaro, pasalnya orang itu juga menggunakan pakaian serba hitam juga dan tak lupa cowok itu memakai masker.

"Lo gak perlu tau gue siapa. Gue udah tau dia yang udah bikin nyokap kalian berdua meninggal"

Alvaro dan Dafisan heran. Mengapa dia bisa tahu siapa penyebab mama nya meninggal? Padahal mereka berdua saja tidak kenal dengan orang itu. Aneh.

Akhirnya, mereka mencoba percaya pada orang itu walau sebenarnya mereka ragu. Tapi entah bagaimana mereka yakin orang itu bisa menyelesaikan nya.

"Oke. Gue serahin sama lo semua" ucap Dafisan yakin.

"Yaudah, gue pergi dulu" orang itu menghampiri motornya lalu menaikinya dan pergi dari hadapan Alvaro dan Dafisan.

"Dia siapa ya Al. Kok bisa tau sih?" Bingung Dafisan yang masih tak mengerti.

"Gatau. Tapi, ya bagus deh jadi kita gak perlu kotorin tangan kita buat orang jahat kaya mereka" tutur Alvaro.

"Iya juga sih"

Lalu mereka berdua pun kembali ke markas nya membuat Rifki dan yang lainnya terheran mengapa mereka berdua hanya sebentar?

"Lho kok cuma sebentar?" Pertanyaan itu di lontarkan oleh Rifki.

"Tadi ada orang yang cegat kita berdua di jalan, terus katanya dia mau beresin masalah ini" jawab Alvaro membuat Rifki dan anggota lain nya bingung.

Sementara di rumah nya Aletta, dia sedang mengerjakan tugas nya. Tiba tiba saja ada yang Aletta tak mengerti lalu ia memutuskan untuk bertanya pada kakaknya, tapi ternyata kakaknya itu belum pulang. Terakhir dia hubungi, Zean sedang berada di rumah Aska.

Jadi, ia memutuskan untuk bertanya pada bundanya saja. Ia masuk ke dalam kamar Voke yang berada di depan kamar Raja.

"Bunda Aletta mau nanya kalau yang ini jawaban nya apa bun? Letta gak ngerti sama soalnya"

Voke yang paham dengan pertanyaan nya, langsung memberitahu jawaban yang benar.

"Makasih ya bunda" Aletta tersenyum lalu mencium pipi Voke.

"Sama sama sayang," Voke mengelus halus rambut anaknya itu.

"Yaudah, sekarang kamu lanjut kerjain pr nya ya? Bunda mau bikin puding dulu"

"Oke bunda, nanti puding nya bawain ke kamar Letta ya" pinta Aletta.

"Iya, nanti bunda bawain buat kamu" Aletta pun tersenyum senang.

★★★

Malam ini, Olivia dan Febby mengambil jalan pintas sepulang nya dari mall tadi sore. Sebenarnya Febby sudah melarang Olivia mengambil jalan pintas karena sudah pukul 21.20. Tapi Olivia tetaplah Olivia tidak mau mendengarkan sahabat nya itu.

Tiba tiba sebuah motor mencegat mobil mereka membuat mereka berdua panik karena jalan nya sudah sangat sepi.

Orang itu menggedor gedor kaca mobil Olivia dengan kencang berkali kali.

"Tuh kan udah gue bilang jangan lewat jalan pintas. Gini kan jadinya" omel Febby.

"Ya gue juga gatau jalan nya udah sepi. Kemarin aja masih rame kok jam segini"

Tiada Tara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang