Episode 18

1.1K 132 14
                                    

~Happy Reading~

Zean dan Senja cengo melihat ekspresi kaget teman teman nya.

"Buset dah kompak amat" gumam Zean pelan.

"Sumpah gue gak abis pikir, gimana ceritanya Senja bisa jadi tante elu?" Heran Karin.

"Bentar. Senja tante lo, terus dia juga temen lo, sekelas lagi" Nathan berfikir.

"Udah dari bingung, nanti gua ceritain di kelas"

"Janji ya? Gua penasaran nih" Erik penasaran.

"Iya!"

Lalu kepsek pun menyuruh mereka untuk berbaris karena upacara akan segera di mulai.

Setelah satu jam berpanas panasan di bawah sinar matahari, akhirnya mereka masuk kelas.

"Cepet cerita! Gak pake lama!" Titah Arabella yang diangguki Erik.

"Sabar! Gue duduk dulu" Zean pun duduk lalu menceritakan semuanya pada sahabat sahabat nya itu.

Kini sahabat sahabat nya Zean sedang berkumpul di mejanya sambil mendengar cerita Zean.

"Ooohhh gitu cerita nya"

"Tapi kok bisa kebenaran gitu ya satu sekolah sama tante sendiri" sahut Sabrina.

"Iya gue juga gak nyangka bisa satu sekolah sama Zean"

Elena yang kepo ingin menghampiri tapi di tahan oleh Salsa karena, Salsa takut di tuduh ingin ikut campur urusan orang.

"Udah, lu diem aja!"

★★★

Sedangkan di kelas nya Aletta sedang pelajaran bu Sinta, guru matematika.

"Stt Aletta. Nomor 4 apa isinya gue bingung" bisik Serli.

"Yang c, terus caranya yang bu Sinta pertama jelasin" jawab Aletta dengan berbisik juga.

"Oke thank you Aletta"

"Baik yang sudah kumpulkan di depan" ujar bu Sinta tiba tiba.

Semua yang mendengar itu langsung protes soalnya saja ada 20 sedangkan mereka masih ada yang mengerjakan di nomor satu.

Tiba tiba Alvaro berjalan ke arah meja guru membuat yang lain terbengong termasuk Dafisan. Masa baru sepuluh menit sudah selesai 20 soal? Pikir mereka.

"Cepat sekali kamu, Alvaro" puji bu Sinta.

"Biasa aja kok bu" Alvaro merendah.

Lalu bu Sinta menilai pekerjaan Alvaro dengan nilai 90 karena Alvaro memang sangat pintar. Tak lama handphone bu Sinta bergetar pertanda ada telepon masuk.

"Jangan ribut! Ibu mau angkat telepon dulu." Ucap bu Sinta sambil berjalan keluar.

Kesempatan itu di gunakan untuk menyontek pada Alvaro pasalnya mereka semua banyak yang masih stak di nomor 12.

Olivia dan Febby pun tak mau kalah ingin menyontek pada Alvaro. Tapi apa boleh buat? Alvaro tidak memberikan contekan nya pada mereka berdua seperti kemarin.

Alvaro hanya memberikan contekan nya pada Aletta, Serli, Dafisan dan ketua kelas nya saja karena Alvaro tak mau ketahuan memberi contekan nya pada teman teman nya.

Aletta, Serli, Dafisan dan Mia ketua kelas nya, langsung mencatat jawaban Alvaro pada kertas selembar lalu mereka salin pada buku catatan mereka.

Bu Sinta kembali ke kelas lalu duduk di bangku nya menatap siswa siswa nya dengan tajam. Tak lama bu Sinta berdiri lalu berkeliling ke meja siswa siswa nya membuat mereka semua berdebar.

Tiada Tara (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang