~Happy Reading~
Zean memarkirkan mobilnya di depan rumah setelah mengantarkan Arabella dan Serli ke rumah nya.
Setelah turun dari mobil, Zean menggendong Aletta ala bridal style ke rumah nya di ikuti Senja.
Senja membuka pintunya lalu masuk ke dalam. Rumah terlihat sepi pasti jam segini Raja masih di sekolahnya dan yang lainnya sedang di resto.
Zean menaiki tangga menuju kamar Aletta lalu membaringkan nya dengan perlahan agar Aletta tak terusik. Setelah itu ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan badan nya.
Setelah itu Zean merebahkan tubuh nya di kasur king size nya lalu memejamkan mata sejenak.
Tiba tiba handphone nya berdering membuat Zean membuka matanya kembali yang ternyata itu pacarnya.
"Hallo yang, kenapa?"
"Kamu udah sampe rumah?"
"Udah, nih lagi rebahan"
"Oh iya aku lupa, tadi waktu mau pulang aku denger Olivia sama temennya bisik bisik gitu terus nyebut nama Aletta" beritahu Arabella.
Zean langsung terduduk menegakkan badannya menatap wajah Arabella intens melalui handphone nya "serius kamu?"
"Iya. Kayak nya mereka punya niat jahat sama Aletta"
"Tapi dia belum dapet panggilan tuh. Biasanya kalau ada yang punya niat jahat sama dia langsung dapet petunjuk" jawab Zean.
"Hm iya juga"
Tak lama Arabella mengatakan itu, ia mendengar suara Aletta berteriak dari kamarnya.
"Kenapa Aletta teriak?" Tanya Arabella.
"Kayaknya dapet panggilan. Yaudah aku matiin dulu ya, nanti aku telfon lagi"
"Iya, bye"
Tut Zean mematikan telepon nya lalu berlari menuju kamar Aletta.
Disana Aletta sedang di peluk oleh Senja terlihat dari wajahnya yang ketakutan.
"Kamu kenapa hm? Coba cerita" ucap Zean.
"Letta mimpi Letta di kurung di gudang lagi" cicit Aletta.
"Ini mimpi biasa apa panggilan?" Tanya Senja.
"Aku gatau kak"
"Yaudah, kamu tenang aja ya, sekarang kamu mandi terus makan. Kakak tunggu di bawah"
"Iya kak"
"Lu juga mandi Ja, bau asem" ujar Zean pada Senja lalu turun ke bawah.
"Dasar ponakan durhaka lu!" Teriak Senja membuat Aletta terkekeh.
★★★
Alvaro kini berada di kamarnya. Lalu mengambil handphone nya yang ada nakas nya, ia mencari nomor Aletta yang ada di grup circle mereka kemudian mengirimkan pesan pada Arsen untuk kumpul di markas nanti malam.
Setelah itu ia keluar dari kamarnya, turun ke bawah lalu duduk di sebelah Dafisan.
"Papah belum pulang?"
"Belum, mungkin besok"
"Ck, kebiasaan!" Kesal Alvaro kemudian berjalan ke lapang basket yang ada di belakang rumah nya.
"Mau kemana lo?"
"Main basket!"
"Ikut!" Dafisan berdiri memasukkan handphonenya ke saku celana nya dan mengejar Alvaro.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Tara (End)
Roman pour AdolescentsWARNING⚠️⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN DAN PEMBULLYAN Menceritakan seorang gadis yang memiliki kekuatan panggilan yang bertemu seorang cowok dengan sejuta rahasia. Tetapi mereka bersahabat hingga banyak yang mengira mereka berpacaran. Mereka a...