Australia. 17:00 pm.
Di salah satu cafe terkenal, Krystal sedang berkumpul dengan kedua temannya. Mereka bertiga berada di kampus yang sama. Kedua temannya bernama Elen dan Cindy.
"Apakah kau sudah mendengar kalau ada satu mahasiswa seangkatan dengan kita pindahan dari LA? Pria itu sangat tampan. Tapi dari wajahnya, dia sepertinya orang Korea sepertimu Krys." Seru temannya yang bernama Cindy.
Krystal yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung menatap Cindy, "Biarkan saja, aku tidak peduli." Jawabnya dengan enteng membuat kedua temannya merasa malas.
Lalu Elen mencolek tangan Cindy dan berkata, "Sekalipun pangeran Arab ada di depan matanya, itu tidak berpengaruh. Apakah kau lupa jika dia memiliki kekasih yang entah kemana? Bahkan kita belum pernah melihanya secara langsung. Mungkin dia malu untuk memperkenalkan pada kita karena seleranya di bawah nol." Cindy terkekeh.
Tapi Krystal hanya menatap keduanya dengan malas, "Jika aku memperkenalkan kekasihku, kalian akan mati karena tidak bisa bernafas." Sarkas Kystal membuat kedua temannya tertawa.
"Kalau begitu cepat kenalkan. Kita juga sudah bosan hidup." Balas Cindy lagi-lagi keduanya tertawa.
Krystal tidak menghiraukan lagi, dia kembali focus dengan ponselnya.
"Fuck, pria itu ada disini." Seru Cindy sambil menggoyangkan lengan Elen.
Elen melihat ke arah yang dilihat oleh Cindy, awalnya Krystal tidak peduli, tapi, "Kau akan menyesal jika tidak melihatnya Krys. I swear to God, pria ini sangat tampan dan menggoda." Itu Elen yang berbicara, bukan Cindy.
Karena Elen yang berseru seperti itu, Krystal menjadi penasaran. Sebab di antara mereka, Elen bukan tipe orang yang bisa berkata seperti itu untuk seorang pria.
Ketika Krystal melihat ke arah pria itu, tatapan mereka bertemu. Tatapan pria itu membuat Krystal membeku, dia benar-benar tidak bisa berpaling. Beberapa detik saling memandang, Pria itu yang pertama kali memutuskan pandangan mereka.
"Lihatlah, bahkan wanita kulkas ini terpesona dalam satu kali pandangan." Suara Cindy membuyar lamunan Krystal. Bahkan di saat pria itu memutuskan pandangan mereka, Krystal masih menatap ke arahnya.
Tanpa kata, Krystal mengambil tasnya lalu pergi begitu saja membuat kedua temannya merasa bingung, dengan cepat mereka mengikutinya.
"Hey, kemana kau akan pergi?" Teriak Cindy. Tapi Krystal tidak peduli, dia masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja.
"Ck, jalang itu selalu saja bertingkah sesuka hatinya." Keluh Cindy dengan kesal.
"Biarkan saja, bagaimana kalau malam ini kita pergi ke Club?" Dengan cepat Cindy tersenyum.
"Oke, let's go…"
Sementara di dalam cafe, pria itu hanya menatap mobil Krystal hingga menghilang.
'Selalu cantik.'
.
.
.
.
LALISA Island.
15:00 pm.Sedangkan di posisi Lisa, pria itu sangat kesal, karena sejak tadi dia menghubungi Krystal tapi wanita itu tidak kunjung menjawab panggilannya yang sudah ke 7 kali.
"Sstt Fuck…" umpatnya ketika panggilan ke tujuh tidak di jawab, dia merasa kesal karena tidak biasanya Krystal seperti ini.
Posisinya saat ini sedang berada di bibir pantai, dia mengatakan pada Jennie kalau dia perlu menghubungi sekretarisnya, pada dasarnya Jennie bukan tipe wanita kekanak-kanakan jadi dia mengijinkan tanpa bertanya. Bahkan wanita itu saat ini sedang berdiri di balkon lantai 2 sambil menatap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...