BAB 38

3K 318 7
                                    

2 Minggu Kemudian.

Lisa sadar. Itulah yang terjadi saat ini. Tentu saja Jennie yang paling bahagia. Tapi sesuai perkataan Dokter, Lisa demam tinggi sehingga dia menggigil hebat.

Jennie melakukan seperti yang di minta oleh dokter. Jari-jarinya sampai keriput karena terlalu sering memegang batu es yang di balut oleh kain bersih. 

Sejak sadar Lisa belum bicara satu katapun karena terlalu dingin, saking kedinginan sehingga seluruh tubuhnya bergetar. 

Disana hanya ada Jennie dan Davika, adik kesayangan Lalisa itu hanya menangis dalam diam melihat Oppanya seperti ini. Jennie yang melihat adik iparnya hanya memberikan senyum lirih.

“Kesini Baby…” Jennie memanggilnya.

Dengan perlahan Davika berjalan ke arah mereka berdua, lalu memeluk Lisa begitu saja. Davika meringis karena Lisa memeluknya terlalu erat.

“O-oppa…” Lirihnya dengan setetes airmata.

Jennie melihat itu hatinya sakit, tatapannya berubah setajam belati. Dia mengingat semua penderitaan suaminya, dia berjanji dalam diri, secepatnya YJ akan merasakannya seinci demi seinci.

Dengan pelukan erat itu, tidak berlangsung lama Lisa tertidur. Merasakan Oppanya sudah tidur, Davika melepaskan pelukan mereka.

“Ck, aku sangat membenci melihat Oppa sakit.” Komentar Davika membuat Jennie terkekeh lalu merangkulnya.

“Jangan memasang wajah seperti itu, itu membuatku sedih karena kau terlihat seperti Oppamu jika sedang merajuk. Sudah 2 minggu lebih aku tidak melihatnya merajuk padaku…” kata Jennie.

Melihat kakak iparnya dengan sedih, Davika langsung memeluknya;

“Terima kasih Eonnie, terima kasih karena selalu mendampingi kakakku. Kau istri yang baik, aku beruntung memiliki kakak ipar sepertimu.” 

.

.

.

.

Mansion YJ.

“Dia beruntung masih hidup…” 

Saat ini YJ sedang duduk bersama seorang pria. Mereka sedang bahagia sebenarnya, hanya saja mulut YJ terlalu sulit untuk di tahan. Dia mendapatkan kabar kalau Lisa selamat dari racun yang dia buat sendiri.

“Kita lepaskan dia saja. Sekarang kau satu-satunya Kartel yang masih berdiri kokoh dan posisimu semakin tinggi, lain cerita kalau dia menyinggungmu….” Jeda pria itu lalu memeluk YJ dengan mesra.

“...ada yang ingin bertemu denganmu, kau pasti bahagia.” Tambahnya.

“Siapa?” Tanya YJ penasaran.

“Irene, kau tahu gadis itu kan? Dia salah satu penerus dari kartel ayahnya yang berada di Spanyol. Dia ingin bekerjasama denganmu. Bukankah itu keinginanmu?” Mata YJ terlihat berbinar lalu melepaskan pelukan mereka.

Dia melihat pria itu dengan senyum lebar, “Tapi yang aku dengar, wanita itu sekarang menjadi salah satu pimpinan di C.I.A…”

“Hm, kau benar. Tapi tenang saja, aku sudah mencaritahu semuanya. Semuanya aman, bukankah itu bagus? Agar beberapa negara yang tidak bisa di tembus oleh kita bisa berjalan baik atas bantuannya. Tapi, dia meminta bayarannya 50/50 dari hasilnya. Kalau kau setuju, kita bertemu dengannya. Kau bisa berpikir dulu, kalau saran dariku, tidak masalah jika 50/50 daripada 60/40.” YJ menjadi diam ketika mendengar ini.

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang