Saat ini acara resepsi itu masih berlangsung. Para tamu sedang menikmati makan malam. Jenlisa satu meja dengan kedua orang tua Jennie, Ibu Lisa dan juga ada Presiden beserta istri.
“Dulu jika anakku belum menikah, sudah aku jodohkan denganmu Jennie.” Kata Ibu negara, dia bernama Kim Jiwon.
Jennie yang mendengar itu hanya terkekeh, dia tahu kalau perkataan ini bisa keluar karena mereka sudah tahu semua pencapaiannya. Siapa yang tidak mau memiliki menantu seperti Jennie? Bahkan aku, terserah jika Jennie tuli, bisu, buta ataupun cacat skalipun, tetap mau.
“Tapi aku berjodoh dengan pria ini Ms Jiwon…” jawab Jennie dengan tenang.
“Kau benar…” balas Ms Jiwon dengan kekehan juga.
“Untuk apalagi kau bekerja Soohyun? Kau harus segera pensiun.” Celetuk orang nomor 1 di Korea Selatan membuat seisi meja tertawa.
Lisa tahu, dia bisa merasakan kalau Ibunya tidak nyaman berada di antara orang-orang ini. Biar bagaimanapun, mereka bukan siapa-siapa. Dengan perhatian Lisa memegang tangan Ibunya dan memberikan senyum padanya.
“Mommy, sepertinya Ibu tidak nyaman disini….” Lisa berbisik pada istrinya.
Jennie terus focus dengan makanannya meskipun dia mendengar perkataan suaminya. Tidak berlangsung lama, Jennie meletakan pisau dan garpu di atas piring dengan rapi dan mulai membuka suara;
“Maaf Mr Park jika aku tidak sopan. Tapi aku dan suamiku perlu berbicara dengan mertuaku. Tidak masalah kan kalau kita pamit ke meja lain?” Mr Park yang adalah Presiden itu menatap Jennie dan mengangguk tidak keberatan,
“Silahkan Jennie…” jawabnya.
Jennie menatap kedua orangtuanya seakan bertanya, mereka juga mengangguk mengerti, akhirnya Jenlisa bersama Nana pamit dengan sopan dan pergi dari sana.
“Maaf sayang…” kata Nana pada Jennie.
“Its okay Ibu. Ayo kita duduk bertiga saja.” Jawab Jennie dengan lembut lalu pergi dan meminta untuk membuka meja baru dari pengawalnya.
Sebelum mereka mencapai meja yang sudah di siapkan, Jennie melihat ke arah meja R Myoi. Dia melihat wanita muda yang duduk di samping pria paru baya itu sedang menatapnya dengan kagum, melihat itu Jennie terkekeh.
“Sayang, aku pamit ke Mr Myoi sebentara.” Ijin Jennie pada suaminya.
“Jalan dengan perlahan saja sayang…” Jennie terkekeh lalu mengecup bibir suaminya sebelum pergi.
Dengan perlahan Jennie berjalan menuju meja keluarga Myoi. Wanita muda itu mungkin terlalu focus mengagumi sehingga tidak menyadari kalau Jennie sudah mendekat ke arah mereka. Dengan iseng Jennie menjentikkan jarinya di depan wajahnya hingga membuat wanita itu tersendak.
“E-eonnie…” akhirnya Mr Myoi beserta istri menyadari Jennie yang sudah berdiri di meja mereka.
“Ms Manoban…” kata R Myoi dan istrinya bersamaan, ingin berdiri tapi Jennie tahan.
“Jangan berlebihan Paman, Bibi…” kata Jennie lalu duduk di samping wanita yang sudah duduk dengan kaku. Jennie bukan artis tapi wanita muda itu sangat mengidolakannya.
“Juga, panggil aku Jennie saja. Ah yaa, inikah anak paman?” Tanya Jennie sambil melihat wanita muda itu dengan senyum hangat.
“Yee Jennie. Namanya Mina.” Jawab R Myoi.
“Hallo Mina, kegiatan apa yang sedang kau kerjakan sekarang?” Sapah Jennie.
“H-hallo Jennie Eonnie. A-aku sudah lulus sekolah tahun lalu, tapi sekarang menganggur karena sangat sulit untuk masuk ke G-gemstone House. Aku sudah meminta Appa untuk mengurusku masuk kesana melalui koneksinya tapi tetap tidak bisa lolos.” Gagap Mina dengan menunduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/355329009-288-k331245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...