BAB 1

10K 534 16
                                    

MANSION BRUSCHWEILER.
10:00 am.

Di mansion mewah ada seorang pria muda sedang duduk berdiskusi dengan Ayahnya. Mereka berdua terlihat sangat serius saat membahas sesuatu. 

"Ayah, jangan bercanda dengan masa depanku. Aku baru berusia 23 tahun, tapi disini Ayah memintaku untuk menikah? Bahkan dengan wanita tunarungu? Yang benar saja…" 

Pria yang barusan menjawab Ayahnya adalah Lalisa Bruschweiler, pria berusia 23 tahun tapi sudah memegang posisi CEO di BRUSCH CORPORATION.

Dia merasa Ayahnya mungkin salah makan sehingga mengajaknya bertemu di tengah kesibukannya hanya untuk membicarakan omong kosong ini.

"Lisa, apakah kau lupa jika kita butuh dukungan Soohyun dalam 'bisnis' kita? Semua orang bisa di bayar tapi tidak dengannya. Pria itu terlalu memegang teguh peraturan apapun dalam hidupnya. Dan kau tidak mungkin lupa dengan rencana kita waktu itu kan? Kebetulan Ayah berteman dekat dengannya, dia setuju untuk menjodohkanmu dengan anak satu-satunya yang dia miliki." Jawab Gongyo dengan lemah lembut.

Dia tahu kelemahan Anak sulungnya ini, jika dalam suasana seperti ini, dia harus berbicara dengan lembut.

"Kenapa dia setuju begitu mudah? Saling sapah belum pernah apalagi bertemu. Apakah dia tidak memikirkan bisa saja aku membunuh anaknya karena tidak mengenalku?" Tanya Lisa dengan bingung.

Gongyo menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Anaknya, "Saat anaknya di kelas 4, dia mengalami pembullyan massal. Seluruh sekolah mengejeknya karena tuli, sejak saat itu, Soohyun memutuskan untuk anaknya home schooling hingga dia mendapatkan gelar Master. Meskipun dia memiliki wajah yang cantik tapi tidak ada pria manapun yang mau mendekatinya dengan maksud baik. Ayah pernah bertemu dengannya beberapa kali, meskipun dia memiliki kendala pendengaran tapi wanita itu sangat pintar dan sopan pada siapapun. Ayolah, kau bisa membuat perjanjian dengannya nanti." Jelas Gongyo panjang lebar.

Lisa diam dan menunduk. Tidak pernah terlintas di benaknya untuk sebuah pernikahan dalam waktu dekat, dia sudah punya plans sendiri untuk masa depannya. Jika dia menerima permintaan Ayahnya, dia harus merombak banyak hal. Pria ini tidak kekurangan wanita, setiap hari dia di kelilingi banyak wanita dan dia merasa puas dengan itu. Kalau dia menikah, apakah kebiasaan itu harus di hentikan? Dia tidak rela. Tapi dia mempertimbangkan kembali karena suatu alasan tertentu.

Akhirnya dia mengangguk, "Baiklah. Hanya 2 tahun Ayah. Aku tidak bisa lebih dari itu. Kau tahu betul bahwa aku sudah memiliki wanita yang ku cintai. 3 tahun lagi dia akan kembali ke negara ini untuk menikah denganku. Juga, pernikahan ini harus di rahasiakan. Jika kau dan temanmu itu tidak menyetujui ini, jangan berharap pernikahan itu akan terjadi." Jawab Lisa dengan serius.

Gongyo menatap anaknya dengan senyum bahagia, "Hm, hanya 2 tahun. Saranku, lebih baik kau membicarakan ini dengan Krystal agar dia mengetahuinya dan mengerti." 

Ternyata bajingan ini sudah memiliki kekasih. Meski begitu, dia masih saja membebaskan diri seakan dia seorang single untuk memuaskan hasrat berahinya.

"Tenang saja. Yang aku inginkan, pernikahan ini di tertutup dari dunia luar." Jawab Lisa.

Gongyo mengangguk lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi temannya. Lisa hanya diam sambil mendengar pembicaraan kedua tetua itu. Karena bosan, dia mengeluarkan ponselnya untuk mencari tahu kira-kira secantik apa putri dari Perdana Menteri itu.

Ketika foto keluarga PM terpampang jelas di layar ponselnya, Lisa hanya mengangguk. Hatinya mengakui kalau wanita itu cukup cantik, tapi sayang skali wanita ini seorang tunarungu.

.

.

.

.

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang