BAB 15

3.7K 343 4
                                    

Moonbyul baru saja tiba di helipad Mansion Bruschweiler, atau sekarang sudah berubah menjadi Manoban? Mungkin saja.

Manoban adalah nama belakang dari Nana. Sekarang Lisa lebih sudi menggunakan nama itu daripada Bruschweiler.

Kembali ke Moonbyul yang sudah turun dari helikopter, disana sudah banyak pengawal yang menunggunya.

“Dimana mereka?” Tanya Moonbyul.

“Bobby sudah menahan Tuan Gongyo tapi kita tidak tahu dimana Nyonya dan Young Lady, sepertinya mereka bersembunyi karena Tuan Gongyo sempat membuat kekacauan sebelum Bobby tiba.” Jawab seorang pria bertubuh tinggi dan kekar.

Moonbyul hanya mengangguk lalu berlari masuk ke dalam Mansion, dia melihat Bobby mengikat Gongyo di atas kursi, begitu Gongyo melihat Moonbyul, matanya sangat tajam dan memerah.

“Dimana bajingan itu? Kenapa bukan dia yang datang kesini? Apakah dia takut menghadapiku? Katakan padanya, aku akan memburu perempuan tuli itu dan membunuhnya.” Moonbyul tidak peduli, dia melangkah pergi ke lantai 2, dia sepertinya mengetahui dimana keberadaan Nana dan Davika. Sedangkan Gongyo sudah memberontak sekuat tenaga di atas kursi.

Begitu tiba di depan kamar Lisa, Moonbyul langsung mengambil kunci milik Lisa yang dia pegang dan membuka pintu itu. Tanpa basa basi dia pergi ke depan pintu ruangan perpus milik Lisa.

“Bibi, ini aku Moonbyul.” Kata Moonbyul ketika sudah berada di depan pintu itu.

CEKLEK!

Pintunya terbuka dengan wajah kedua wanita yang terlihat sangat berantakan.

“Dimana Oppa?” Tanya Davika.

“Aku di perintahkan oleh Lisa dan Jennie untuk membawa kalian pergi.” Jawaban Moonbyul membuat Nana bingung.

“Wae? Apakah dia sudah mengetahui tentang apa yang terjadi dengan Ayahnya sekarang ini?” Tanya Nana.

Moonbyul memberikan senyum lirih, “Penyebab kemarahan Paman semua itu karena Lisa. Tadi pagi Lisa mengadakan pertemuan dengan beberapa orang, tapi tidak di sangka kalau Paman membayar seseorang di antara mereka untuk membunuh Jennie. Sekarang Bibi dan Davika harus mendengarkan aku, saat ini semuanya tidak baik, Lisa ingin menjauhi Bibi dan Davika dari Paman untuk sementara waktu. Bibi tidak boleh menolaknya, jika Bibi menolak, masalah ini akan semakin besar karena yang aku lihat tadi, Lisa sudah sangat membenci Paman. Perbuatannya kali ini tidak bisa di toleransi lagi Bibi. Kita tidak boleh lupa kalau Jennie adalah seorang putri orang berpengaruh di negara ini.” 

Mendengar itu baik Nana maupun Davika merasa lemah. Apakah Gongyo harus melakukan semua ini? Kedua wanita itu merasa bingung, Gongyo sendiri yang menyarankan untuk Lisa menikah dengan Jennie, lalu kenapa sekarang Gongyo ingin membunuh Jennie? Terlalu banyak pertanyaan di benak Nana.

“Ayoo Bibi. Kita harus pergi sekarang.” Akhirnya mereka berdua tidak menolak.

Ketiganya dengan cepat keluar dan Moonbyul tidak lupa untuk mengunci kamar Lisa kembali. Setibanya di living room, Nana dan Gongyo saling menatap, Nana memberikan tatapan kecewa, sementara Gongyo menatapnya dengan dingin.

“Katakan pada mereka untuk melepaskan aku. Apakah pantas aku di perlakukan seperti ini oleh anakku sendiri? Bajingan itu sungguh tidak tahu malu.” Kata Gongyo dengan keras.

Apakah pria ini tidak memiliki kesadaran diri? 

Sedangkan Davika sudah memeluk lengan Moonbyul dengan erat, dia ketakutan.

“Lalu bagaimana dengan Jennie? Kenapa kau ingin membunuhnya? Apakah kau lupa kalau kau sendiri yang memaksa anakmu untuk menikahinya? Apakah otakmu sudah lumpuh? Apa yang akan di katakan oleh Nara dan Soohyun jika mereka mengetahui perbuatanmu ini? Sebenarnya kau ini kenapa Gongyo? Kenapa?” Balas Nana dengan teriak histeris di depan suaminya, wanita paru baya itu terlihat lelah dan rapuh.

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang