Jenlisa Room.
“Ceritakan padaku Sayang. Kenapa kau memanggilnya V?” Tanya Lisa langsung ketika mereka sudah duduk di sofa.
“Itu identitas kedua dari Amber Liu untuk melakukan Bisnisnya. Aku sedikit dengar dari Appa kalau YJ melarang keras orang-orangnya untuk melakukan bisnis yang sama seperti dirinya. Dan sebelum kau bertanya tentang panggilan tadi, itu bukan Appa tapi Jisoo. Dia memiliki sedikit keahlihan untuk meniru suara orang lain.” jawab Jennie.
Menatap istrinya dengan serius dan intens, Lisa tertegun. Bahkan dia langsung tertawa, dia menertawakan dirinya sendiri yang masih awam di bandingkan Jennie yang katanya seorang tunarungu, orang yang tidak pernah bersosialisasi dengan dunia luar karena keterbatasannya, orang yang selalu berkurung di Mansion karena tidak mau di bully, tapi lihatlah kehebatannya ini, sulit skali untuk di pikirkan, menurut Lisa.
Setiap hari Jennie bersamanya, tapi semua rencana tersusun rapi tanpa berkonsultasi dengannya. Bagaimana mungkin persiapannya sampai sedetail itu? Kapan dia berbicara dengan Jisoo untuk melakukan ini? Hanya Tuhan yang tahu.
“Sekarang aku merasa seperti anak kecil yang dungu di sampingmu. Tapi sayang, jujur saja aku memiliki sedikit ketakutan dalam hal ini. Bagaimana kalau YJ mengetahui semua ini? Tidak apa-apa jika dia menyerangku, tapi bagaimana kalau dia menyerangmu? Jujur saja, dulu aku pernah mengajak beberapa kartel untuk bekerjasama denganku, tujuanku adalah melumpuhkan YJ tapi pada akhirnya aku di permainkan seperti orang bodoh. Aku mulai menyerah, tapi ayahku membuat percikan lagi pada saat itu untuk menikahimu.” Ungkap Lisa dengan sendu.
Melihat itu Jennie memeluknya dan berkata; “Tidak perlu khawatir Daddy, kita akan ketahuan jika Amber atau V yang mengaku sendiri pada bosnya dan itu tidak akan terjadi. Setiap orang memiliki ambisi dalam hidupnya, setiap orang memiliki kartu Asnya sendiri, dan aku memegang kartu itu di tanganku. Berhenti membahas ini, oke?” Lisa mengangguk di pelukan mereka.
“Juga, bersiaplah sayang. Masa jayamu akan dimulai dari sekarang, aku berjanji. Aku bahagia bisa membantumu, aku bahagia kalau kau berada di puncak kejayaanmu, setidaknya aku merasa berguna meskipun aku seorang istri yang tunarungu.” Tambahan ini membuat Lisa bereaksi, dia melepaskan pelukan mereka lalu memegang kedua pipi istrinya.
“Jangan berkata seperti itu. Sayang, aku tidak peduli apakah kau tuli, bisu, atau lumpuh. Aku tidak pernah merasa malu memilikimu, sejak awal meskipun niatku tidak benar, aku memang tidak pernah malu, kau sudah mengetahui alasannya. Meskipun kau tidak membuat apa-apa, aku tetap mencintaimu dan merasa bersyukur bisa memiliki istri sepertimu…”
“...beberapa hari ini aku mulai merenung semua yang aku lakukan di masa lalu, ternyata benar, sebajingan-bajingannya seorang pria terhadap wanita acak, yang dia butuhkan untuk menjadi teman hidup hanya seorang wanita yang baik, lembut, setia dan mengerti bagaimana harus hidup. Kecantikanmu hanya bonus bagiku, selebihnya aku lebih focus pada hatimu. Maafkan aku, maaf untuk semua rasa sakit yang aku sebabkan, aku tidak pernah menyesal dalam hidup tapi dengan menyakitimu, itulah penyesalan dalam hidupku…”
“...jangan terlalu memikirkan tentang rencana kita ini, perlahan saja sayang, aku tidak mau menekanmu. Tapi terima kasih, terima kasih untuk hari ini dan hari-hari yang akan datang. Aku sangat mencintaimu Jennie, sangat amat mencintaimu.” Ungkap Lisa panjang lebar dengan sangat lembut.
Bukan hanya mata Lisa yang memerah, Jennie juga. Selama ini, yang dia dengar dari orang asing hanya hinaan dan cemooh, tidak pernah ada yang berbicara seperti ini padanya. Meskipun dia menjadi kuat karena semua hinaan itu, tetap saja dia ingin ada yang merasa bangga dengannya, dia ingin ada pengakuan tulus baginya.
Jennie mau melakukan semua ini untuk Lisa karena pria inilah yang pertama kali tidak menghina tentang keterbatasan yang dia miliki, meskipun awalnya palsu tapi dia tetap bahagia karena Lisa berhasil membuat dia merasa dicintai dan dihargai. Apalagi dengan Lisa yang sekarang, dia rela melakukan apa saja untuk Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...