BAB 8

3.6K 402 15
                                    

Jennie tetap diam mendengarkan Lisa yang mulai bercerita.

"Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, Ayahku hanya seorang sopir dan Ibuku berjualan di pasar lokal. Secara kebutuhan sehari-hari, kita tidak kekurangan, 1 hari aku bisa makan setiap kali aku lapar. Aku juga bukan anak yang pintar di sekolah dasar, aku tidak pernah belajar dan selalu bermain, tapi ketika aku masuk ke sekolah JHS tingkat pertama, aku mengenal yang namanya pergaulan, semua temanku kaya raya, tapi aku tidak kekurangan uang untuk sekedar makan di kantin…"

"...satu waktu, salah satu temanku membawa ponselnya ke sekolah, lalu hari-hari berikutnya temanku yang lain juga membawa ponsel mereka, hanya aku yang tidak punya. Setiap kali aku ingin bermain ponsel, aku selalu menyewa dari mereka. Karena ketagihan, aku pernah menyewa ponsel di salah satu temanku hingga 3 hari. Singkat cerita, Ibuku membeli ponsel untuk dirinya tapi sangat berbeda dengan ponsel milik teman-temanku, ponsel itu hanya bisa di pakai untuk menelpon dan mengirim pesan singkat…"

"...tapi aku tetap bahagia, setiap hari aku memohon pada Ibuku agar bisa membawanya ke sekolah. Singkat cerita tiba-tiba aku kepikiran untuk mencuri ponsel temanku, dan aku melakukannya. Tapi ada yang melihat hingga melaporkan kepada wali kelas, saat itu terjadi aku sangat malu, meskipun aku mencuri ponselnya, dia tetap ingin bergaul denganku. Dari sanalah aku mulai hidup dengan brutal, aku mulai mencuri uang kedua orangtuaku untuk bersenang-senang, aku juga menjual diriku hanya untuk membeli ponsel yang sama seperti mereka…"

"...hidupku mulai berputar dan terus menerus aku membuat masalah. Ketika aku mengenal dunia pacaran, kebetulan aku mendapatkan wanita yang hanya memanfaatkanku, jadi aku mencuri di toko milik salah satu temanku, dan juga ketahuan tapi aku sudah terlanjur menggunakan uangnya, akhirnya orangtuaku menggantikannya. Singkat cerita Ayahku berhenti bekerja karena aku kembali mencuri uang di rumah saudaranya dengan jumlah yang sangat banyak, dia berhenti bekerja sebab malu dengan perbuatanku karena masalah itu berurusan langsung dengan polisi…"

"...hingga akhirnya kedua orangtuaku kehabisan uang, ibuku tidak bisa lagi berjualan dan ayahku tidak mau bekerja lagi. Aku menyusahkan kedua orangtuaku, aku melemparkan kotoran di depan wajah mereka tanpa aku menyadarinya hingga adik perempuanku menjadi korban. Ketika hidup keluargaku benar-benar susah, Ibuku harus menjadi babu di rumah saudaraku agar aku dan adikku bisa makan dan sekolah, karena melihat semua perjuangan itu aku mulai berubah, aku rajin belajar dan aku bercita-cita ingin menjadi pengusaha yang sukses agar Ibuku tidak perlu lagi bekerja…"

"...karena nilaiku selalu bagus, sekretaris dari kepala sekolah memindahkanku ke kelas akselerasi, aku terus mempertahankan prestasiku hingga lulus dan hanya sekolah selama 2 tahun di SHS. Setelah lulus, aku tidak kuliah, selama 2 tahun aku mengurung diriku di rumah hanya untuk belajar bagaimana berbisnis dan menjadi besar. Sampai suatu ketika, ayahku entah pulang darimana dengan uang yang sangat banyak…"

"...saat ibuku bertanya darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu, ayahku menjawab kalau dia bermain judi dan dia menang. Ibuku tidak bisa berkata apa-apa dan hanya menerimanya, singkat cerita setiap hari ayahku pulang dengan banyak uang, lalu aku berpikir, dia cukup hebat karena selalu menang. Padahal yang aku tahu, seorang penjudi hanya akan selalu menang jika dia curang, jadi aku mengambil waktu untuk bertanya bagaimana triknya agar bisa menang terus, karena aku ingin mengikuti jejaknya…"

"...tapi ternyata, dia jujur padaku kalau dia tidak berjudi melainkan menjual marijuana. Mungkin karena terlalu terobsesi ingin sukses dan kaya, aku meminta untuk membawaku bersamanya, karena aku juga ingin mendapatkan uang agar ibuku tidak perlu lagi menjadi babu untuk saudara sendiri…"

"...dia menggantungku selama 1 minggu dan hari berikutnya dia membawaku bersamanya. Sudah, aku bergabung dengan komplotan mereka hingga ayahku meminta untuk aku masuk kuliah, tujuannya agar aku bisa menjual ke mahasiswa kaya raya. Bandar dari ayahku yang membiayai aku masuk ke kampus yang terkenal dengan anak-anak orang penting di dalamnya, singkat cerita aku berhasil menjual hingga mendapatkan 400 miliar, dari penjualan itulah namaku menjadi besar di kalangan mereka dan mendapatkan bonus 50% dari hasilnya…"

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang