JNK Island.
21:00 pm.Lebih tepatnya di kamar Nana, wanita paru baya itu sedang menatap email yang masuk dari pengacaranya, disana tertera dengan jelas kalau Gongyo sudah menandatangi surat perceraian, bahkan sampai detik ini pria itu tidak sekalipun berusaha untuk menghubunginya.
Dengan menghela nafas berat, Nana mengangguk lalu pergi ke mesin print untuk mencetak berkasnya. Dia tidak perlu lagi ke pengadilan, semuanya sudah di urus oleh pengacaranya dan mereka sudah di nyatakan bercerai secara negara.
Dia merasa, dia juga perlu membicarakan hal ini dengan Davika, wanita manis itu juga perlu tahu. Tapi dia merasa sedih karena pasti Davika akan merasa hancur dengan keluarganya. Nasi sudah menjadi bubur, yang bisa dia lakukan hanya membuat bubur itu menjadi lebih enak untuk di nikmati.
Selesai print, dia meneruskan email itu untuk Jenlisa.
“Semoga Baby mengerti.”
.
.
.
.
Lalisa Island.
“Yes Daddy, disitu, lebih keras, Fuck…”
Jesus Christ, pasangan suami istri ini sedang bercinta dengan keras.
Bahkan Lalisa terlihat seperti sedang memblender vagina istrinya dengan brutal, mulut dan lidahnya bekerja dari depan ke belakang, putar kesana, putar kemari, hingga akhirnya Jennie sudah menungging di atas tempat tidur.
Tanpa babibu, pusaka kebanggaannya sudah kembali masuk ke rumah tercintanya.
“Oh yes, lebih cepat please, aku akan cum sebentar lagi..”
Dengan itu Lisa menunduk memeluk tubuh Jennie dan menggoyangkan pinggulnya dengan memburu, badan mereka seperti menciptakan mata air, berkeringat sangat hebat, tanda merah disana sini.
“Fuck, vaginamu…”
Sejak awal bercinta, mulut Lisa tidak pernah tertutup karena Jennie meminta sex yang hard.
“Ak cum Daddy…” semburan anget itu membasahi pusaka kebanggaan Manoban dengan teriakan desahan yang kuat.
“Oh shit, me too…”
Tidak bisa berkata-kata lagi, aliran listrik kenikmatan memenuhi kedua tubuh indah tanpa sehelai benang pun.
Dengan nafas yang masih memburu, Lisa sudah terkapar di atas tubuh istrinya seakan tanpa tulang, letih dan lesu.
“Fuck, its amazing Mommy…” seru Lisa dengan sedikit kekehan.
Jennie hanya bisa tersenyum lemah, “I like it Daddy. Long, veined and big.”
Lisa tertawa, “Ayo mandi sayang…” ajak Lisa tapi Jennie menggeleng.
“Sudah terlalu malam. Besok pagi saja…”
Ting!
Ting!
Ponsel keduanya sama-sama berbunyi. Lisa dengan tangan panjangnya mengambil kedua ponsel itu lalu memberikan milik Jennie.
Kemudian dia duduk di samping tubuh istrinya dan membuka pesan yang masuk, itu dari Ibunya.
Begitu melihat isinya, wajah Lisa seketika menjadi buram, sementara Jennie baru membuka ponselnya. Melihat isinya dia langsung menatap Lisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/355329009-288-k331245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...