1 Bulan Berlalu.
1 bulan berlalu dengan semestinya, semua bisnis milik Lisa berjalan dengan baik karena wanita cerdas yang memegang dan mengaturnya. Dari cara penyeludupan, Jennie yang mengajari mereka semua.
Dan hari ini, pekerja lahan narkoba sudah mulai di berhentikan karena lahannya sudah kosong. Sehun dkk sebenarnya merasa sayang karena mereka harus berhenti, tapi bukan Jennie namanya jika tidak bisa memenangkan hati mereka.
Dia hanya berkata; ‘Sejak dulu aku tidak pernah menerima investor di pulauku, jika kalian mau, kalian bisa berinvestasi dan kita bangun pulau itu bersama’. Dan janji inilah yang membuat mereka semua tenang dan bahagia, setidaknya bisnis ini bisa membuat mereka hidup dengan tenang.
Juga, untuk hubungan keluarga Jenlisa, mulai berjalan baik. Lisa sudah bertemu dengan kedua orangtua Jennie dan meminta maaf atas dirinya sendiri dan juga Ayahnya, dia juga sudah jujur kalau dialah yang membunuh Gongyo, dia siap menyerahkan diri jika Soohyun menginginkan itu, tapi tidak, kedua orangtua Jennie lebih berterima kasih karena dia melakukan semua itu demi anak mereka, mereka juga semakin senang ketika mendengar Lisa akan berhenti dari dunia narkoba.
Ada yang satu hal yang membuat Jennie pusing, yaitu Jisoo. Dia pusing karena selama 1 bulan ini, pria itu lebih banyak menghabiskan waktu di Los Angeles, tentu saja dia tahu kalau tujuannya adalah wanita agen itu.
Seperti saat ini, dia sedang menghubungi Jisoo karena pria itu membatalkan kedatangannya.
“Jika besok kau tidak berada di Korea, aku akan meminta Appa untuk memindahkan kekasihmu ke medan perang agar kau membusuk karena di tinggal. Kau tahu kan? Kalau Appa memiliki banyak sahabat disana? Jangan memancingku Oppa, hasilnya tidak akan kau sukai. Cepat pulang, kau sudah menunda metting dengan klien dari Singapura sebanyak 4X, seharusnya kau tahu itu masalah besar bagi reputasi perusahaan yang sudah aku jaga seumur hidupku. Atau kau punya pilihan lain, aku bisa memecatmu dan membiarkan Davika yang mengambil posisimu, akan lebih baik bagi pemula tapi memiliki displin diri daripada kau yang sudah berpengalaman tapi bobrok karakter seperti ini. Aku sudah kirimkan tiketnya padamu, jika besok kau tidak muncul 1 menit saja, aku anggap kau memilih obsi pertama.” kata Jennie dengan sangat dingin, disana ada Lisa, Sehun dan Davika. Mereka hanya diam tidak berani bersuara.
“Jendeukie, kenapa serius seperti ini? Maafkan aku, oke? Aku tahu, aku salah. Tapi Chaeng sakit dan aku merasa tidak bisa meninggalkannya seorang diri. Sekali ini saja, tolong aku…” balas Jisoo dengan suara yang tercekat seperti menahan tangis, tapi Jennie tetap sama.
“Kau harusnya mengingat komitmenmu saat memegang kendali perusahaan. Kau mengenalku, aku tidak pernah menerima alasan apapun. Kalau hanya 1X aku bisa mengerti, tapi ini sudah berulang kali Kim Jisoo. Kau bisa membawanya ke RS dan membayar seseorang untuk menjaganya, kau bisa menghubungi keluarganya, mereka semua masih hidup. Aku tidak memaksamu, aku punya prinsip dan kau hanya punya dua pilihan. Putuskan dan pilih salah satu. Tapi jika kau memilih kekasihmu, maka jangan pernah memunculkan wajahmu di depanku lagi, kau membuatku kecewa.” Suara itu masih dingin.
Lisa tidak bisa diam lagi, dia merebut ponsel dari tangan Jennie dan berbicara dengan Jisoo,
“Jisoo, lakukanlah apa yang perlu kau lakukan. Aku yang akan menggantikan posisimu sementara waktu. Tapi kau harus berjanji, jika kekasihmu sudah sembuh, kau harus pulang.” Kata Lisa.
“Tapi Jennie akan marah padaku Lisa…” jawab Jisoo, Lisa tahu pria itu sudah menangis.
“Jangan khawatirkan itu. Istriku tidak akan marah padamu. Focus saja agar kekasihmu cepat sembuh dan kau bisa segera pulang.” Balas Lisa, dia melihat Jennie sudah menatapnya dengan amarah, bahkan wajah itu membuat Sehun dan Davika ingin menggali lubang dan bersembunyi. Bajingan ini sungguh bernyali. Pikir Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...