GOOD NEWS

1.1K 57 1
                                    

SELAMAT PAGI TEMAN'S.
MAU KASIH INFO SAJA, TERNYATA MY MAN SUDAH SELESAI SEBELUM TANGGAL 10. E-BOOKNYA SUDAH READY YAA. ADA 39 CHAPTER, 735 HALAMAN.

YANG BERMINAT, BISA WA - 0812.4056.787.
PEMBAYARAN VIA DANA - 0821.9952.1748.

AKU SPILL SEBAGIAN TEKS DARI EPILOG DI BAWAH INI.

_____________________

JENNIE POV.

Dulu ketika aku berusia 15 tahun, aku memiliki sahabat baik yang bernama Miyeon. Sahabatku itu memiliki kekasih yang benar-benar tulus mencintainya, karena hubungan mereka inilah aku memiliki harapan untuk mendapatkan seorang pria yang terlihat liar tapi memiliki sisi lembut dalam dirinya.

Sebelum aku bertemu Lisa, aku tidak pernah membangun hubungan dengan siapapun, bukannya aku menolak tapi mereka semua yang pernah berniat untuk mendekatiku sangat pengecut. Tidak pernah ada yang datang langsung padaku, mereka selalu menjadikan Miyeon seperti pos pengirim surat. 

Hanya Lalisa Manobal yang datang langsung kepadaku, bahkan dia meminta ijin dari Ayahku sebelum mendekatiku. Pria-ku ini bukan hanya memiliki kelembutan, dia juga manis, lebih manis dari madu. 

Jika orang lain menyukainya saat tertawa ataupun tersenyum, aku tidak, aku lebih suka melihatnya dalam keadaan serius, aku suka saat dia menatap oranglain dengan datar, sangat menyukai itu. Dia terlihat lebih seksi dan berwibawa.

Aku benar-benar belum mengerti apa kelemahannya, mungkin tukang buang angin sembarangan? Dia bisa melakukan itu dimana pun dan kapanpun. Terkadang saat aku sedang sibuk membaca novel, dia akan datang lalu memanggilku, hal berikut yang dia lakukan adalah mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan angin itu keluar dengan bunyi yang keras. Apakah itu bisa disebut kelemahan? Sepertinya tidak, menurutku itu kelebihannya, karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan itu.

Pria-ku ini tidak pernah gagal membuatku merasa bahagia dengan hal-hal sederhana, dia tidak pernah menghakimiku jika aku bersalah, selama kita bersama dia hanya lepas kendali saat malam itu, malam dimana yang seharusnya berakhir manis tapi malah berakhir buruk.

Dia membawa pengaruh baik untuk semua orang yang dekat dengannya, meskipun rada konyol tapi aku tahu dia memiliki hati selembut kain sutra merah yang mahal. Dia bukan hanya menjadi hebat dalam keluarga kecil kita, diluar sana pun dia tampil dengan hebat. Dia membuatku merasa rela jika harus mengorbankan nyawa untuknya.

Kita jarang berkencan seperti pasangan lainnya, tapi dia berhasil membuatku merasa seperti sedang berkencan meskipun kita hanya di Mansion.

Melihatnya tersenyum bersama anak kita, senyum itu sangat indah bagi hatiku. Aku tidak pernah melihatnya memaksakan senyumnya padaku atau memalsukan senyumnya. Kalau orang berkata, tidak ada yang sempurna, aku tidak mau bergabung dengan mereka, karena lihatlah pria itu, pria yang sedang bermain di kolam renang itu, dia sangat sempurna bagiku. 

Marahnya saja keren. Dia kalau merasa kesal padaku, bukannya berteriak atau membentakku dengan umpatan, justru yang dia lakukan adalah mengucapkan cintanya padaku dengan suara yang lantang dan keras.

Mau memiliki pria seperti Pria-ku? Sulit. Hanya wanita berkelas yang bisa mendapatkan pria seperti Pria-ku. Meskipun aku hidup tanpa seorang Ibu, tapi Ayahku tidak pernah gagal dalam mengambil peran itu, aku tidak sombong, aku hanya membagikan apa yang aku hidupi, sehingga hadiah pasangan hidup untukku adalah seorang Lalisa Manobal.

Aku menjaga diriku dengan baik, semua nasehat Ayahku, aku jalankan dengan benar, aku tidak pernah merasa hidup susah tapi kalau aku melihat orang yang susah, aku turut andil dalam rasa itu. Aku tidak pernah memiliki niat jahat kepada siapapun, sekalipun ada yang memiliki niat jahat kepadaku. Aku memilih pergaulan yang baik, meskipun aku hanya memiliki satu sahabat, tapi cara hidupnya sama sepertiku. 

Dengan siapa kita bergaul, seperti itulah kita. Jadi, jangan bergaul dengan orang-orang yang tidak bisa menghargai hidup mereka, one day kau akan sama sepertinya. 

Dan juga, sebelum aku mengenal Lisa, aku sudah penuh dengan kasih sayang, makanya aku tidak pernah mengemis kasih sayang kepada siapapun, aku selalu merasa penuh di dalam, aku selalu focus membentuk karakter baik dalam hidupku, aku juga focus dengan impianku untuk menjadi pengacara, di tengah proses pembentukan itu, Lisa datang dan menghampiriku tanpa aku memintanya.

Jika ingin memiliki hubungan yang sehat, dewasalah dalam bersikap.

Jangan bermimpi bisa mendapatkan pria seperti Pria-ku kalau hidupmu seperti jalang yang menyesatkan orang lain.

JENNIE POV END.

__________

Sedang asik melamun, Jennie tidak menyadari kalau suaminya sudah berjalan ke arahnya. Wanita itu terlalu focus berbicara dalam batinnya sehingga membuatnya tersendak kaget saat kedua lengan itu melingkari pinggangnya.

“Apa yang kau pikirkan begitu tinggi Nini?” Bisik Lisa tepat di belakang telinga istrinya.

“Kamu. Aku memikirkanmu. Pria-ku yang istimewah, yang aku cintai sepanjang hidupku.” Jawab Jennie, suaranya sangat lembut, matanya tertutup menikmati pelukan hangat dari suaminya.

“Aku juga memikirkanmu, selalu. Tapi sekarang pikiranku berbeda, aku memikirkan tubuhmu…” Ungkap Lisa lalu mengecup ringan leher putih susu itu.

Jennie tidak bersuara, dia terus menikmati sentuhan suaminya yang tidak pernah gagal membuatnya terbuai, kedua telapak tangan besar itu mulai memijat bongkahan payudaranya dengan lembut.

“Dimana Essa?” Tanya Jennie dengan serak.

“Sedang membersihkan diri, dia meminta ponselku untuk menghubungi Chaeng, dia ingin berbicara dengan Clarissa. Bagaimana sayang? Kita memiliki waktu 1 jam saja.” Tanya Lisa lagi di akhir kalimat. Habis berenang lalu terangsang, Lalisa Manobal memang tiada duanya.

Jennie tidak menjawab dengan suaranya, dia menjawab dengan mengulurkan tangannya ke belakang, lalu mengelus pusaka kebanggaannya yang sudah sekeras batu.

“Bagaimana kalau sebelum memulainya, satu sloki vodka terlebih dahulu?” Mata Lisa langsung terbuka ketika mendengar penawaran ini.

“Sorry to say Mommy, jika hal itu terjadi maka Vanessa akan menjadi anak yang terlantar.” Jawaban Lisa membuat Jennie tertawa kecil.

Jennie pun berbalik meraup bibir suaminya begitu saja, ciuman itu sangat kasar, dia menggigit bibir bawah suaminya tanpa perasaan.

“Kau tahu kelemahanku Daddy. Biarkan aku duduk di wajahmu agar 1 jam itu cukup untuk kita.” Kata Jennie sensual tepat di depan bibir bengkak suaminya.

Tanpa basa basi Lisa langsung menggendong istrinya dan masuk ke dalam kamar,

“Aku berharap, bulan depan akan ada adik untuk Essa.”

LANJUTANNYA TERSEDIA DI E-BOOK. THANK YOU AND SEE YOU LATTER. 🍓🤟

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang