BAB 30

3.3K 372 50
                                    

Mendengar semua pengakuan ini, Lisa menunduk dengan satu pikiran; Apakah Jennie sudah tidak mencintaiku lagi? Hanya itu. Hanya itu yang berada di pikiran Lisa. Dengan lemah dia menatap Jennie, dia ingin mencoba,

“Apakah tidak ada cara lain untuk memperbaiki semua ini?” Tanya Lisa. Tentu saja dia tidak mau bercerai.

Jennie hanya menggeleng. Melihat itu Lisa tiba-tiba sedikit terisak tapi dia berusaha untuk menghentikan isakannya.

“B-bisakah kau memberikan kita waktu 1 minggu lagi? Jika memang hasilmu tetap sama, tidak apa-apa jika kau ingin kita bercerai.” Pinta Lisa yang masih mencoba, setidaknya dia merasa perlu berusaha untuk mengembalikan rumah tangganya seperti dulu. 

Tapi harapannya sia-sia karena tatapan Jennie lebih dingin, “Apakah kau ingin menyiksaku lebih lama lagi?” Lisa terkejut, langsung terkejut. Mungkin karena dia focus dengan pertanyaan di benaknya tadi sehingga dia lupa dengan perkataan Jennie yang mengatakan kalau 4 hari ini dia merasa seperti neraka.

“Apakah dengan bercerai kau bisa bahagia seperti dulu?” Tanya Lisa lagi.

“Aku tidak tahu Lisa. Tapi setidaknya, bebaskan aku dari neraka ini. Mungkin selepas ini, aku akan kembali seperti dulu, mengurung diri dan bekerja sepanjang waktu.” Jawab Jennie.

Dengan berani Lisa memegang tangan Jennie dan menatap matanya, “A-aku akan mengabulkan itu tapi berjanjilah padaku, selepas ini nikmatilah hidupmu. Berhentilah bekerja, biarkan Jisoo yang mengurus JNK dan kau bisa focus untuk membangun pulaumu dan membuat semua keinginan yang waktu itu kau katakan padaku. Kau tahu, saat ini kau sudah mempesona, jerih payahmu tidak jatuh ke lantai, kau berhasil membuktikan kalau kau memang hebat meskipun kau memiliki kekurangan. Juga, aku ingin kau mengambil semua uang yang aku simpan padamu, semua itu milikmu agar kau bisa berhenti bekerja dan mulailah untuk menikmati semuanya. Hidup ini hanya satu kali Nini, jangan mati dalam keadaan bekerja, matilah dalam keadaan bahagia disaat kau sudah menikmati semua hal yang kau lewati. Itu syarat dariku, jika kau menolak aku tidak akan menceraikanmu. Terserah jika kau membenciku karena ini, hanya itu yang aku minta darimu. Bukankah kau ingin membuat RS? KAMPUS? HOME PRODUCTION? Kerjakan semua impianmu dengan cepat agar kau bisa menikmati waktu yang tersisa. Jika nanti kau memiliki pasangan baru yang tentu saja lebih baik dariku, kau bisa hidup bersantai, bermain dengan anak-anak dan suamimu, bukankah itu sangat baik? Aku juga berjanji, aku tidak akan terjun ke bisnis yang sama lagi…” jelas Lisa panjang lebar dengan senyum lemahnya. Hatinya hancur berkeping-keping tapi dia tidak mau kalau Jennie menjalani hidup seperti neraka ketika bersamanya.

Menatap Lisa dengan lama, akhirnya wanita tunarungu itu mengangguk, “Baiklah jika itu yang kau mau. Aku akan menerimanya. Kalau begitu istirahatlah, aku sendiri yang akan mengurus surat itu.” Ketika Jennie berdiri, Lisa menahan tangannya.

“J-jen, aku ingin bertanya sesuatu yang terakhir. A-apakah cinta itu tidak ada lagi?” Bibirnya bergetar menanyakan ini. Dia hanya bisa menatap belakang kepala Jennie dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca.

“Maybe.” Tangan Lisa langsung jatuh saat mendengar jawaban ini dan Jennie melangkah pergi tanpa berbalik.

Dengan pandangan lurus menatap langit-langit dengan kosong, butiran demi butiran menetes membasahi bantal tidurnya.

‘Apakah ini balasan untukku? Balasan karena sudah membunuh ayahku sendiri? Balasan karena dulu meniduri banyak wanita? Balasan karena menjual narkoba? Balasan karena menjadi pria brengsek yang memperkosa istri sendiri? Jika iya, bisakah semua ini impas?’ 

.

.

.

.

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang