Tengah malam Lalisa terbangun dari tidurnya, mungkin sekarang pukul 3 dini hari. Dengan perlahan matanya terbuka, keningnya mengerut karena melihat kondisinya yang terlanjang, kain yang berserakan, sofa dalam posisi tidak rapi dan ada sedikit pecahan mungkin pecahan vas meja dan yang paling terakhir ada suara isakan di dalam ruangan itu.
Begitu kesadarannya pulih, matanya membulat karena melihat ada darah yang sudah mengering tepat di batang panjangnya. Seketika dia seperti orang linglung ketika melihat Jennie dalam kondisi yang juga telanjang, duduk menyandarkan kepala di dinding sambil terisak, kondisinya sangat berantakan.
Karena lampu di ruangan dalam kondisi terang, dia bisa melihat ada beberapa tanda di leher dan bahu Jennie, bukan bercak merah tapi seperti lembam dan bekas gigitan.
"J-jen…" panggilnya gagap.
"N-NO, AARRGGHH…" Lisa terkejut ketika mendengar Jennie berteriak histeris tapi juga sangat kesakitan.
Dengan cepat Lisa berdiri lalu memakai celananya kembali, saat dia ingin mendekati Jennie, dia melihat tatapan wanita itu sangat ketakutan padanya.
"Hey, kau kenapa?" Tanya Lisa dengan panik, bajingan ini benar-benar tidak menyadari perbuatannya.
BUGH!
"JENNIE…" Teriak Lisa dengan terkejut lalu menghampiri Jennie karena wanita itu tiba-tiba pingsan kembali.
Dengan langkah buru-buru Lisa pergi membawa tubuh istrinya ke kamar mereka, setelah meletakkan Jennie di atas tempat tidur, dia langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk membawa dokter wanita yang sudah dia siapkan untuk datang ke kamarnya.
Selepas itu, dia bisa melihat seluruh tubuh Jennie, dia sangat terkejut lagi-lagi melihat lembam di area dada milik Jennie, bahkan salah satu putingnya terlihat terluka.
Lisa sangat frustasi, dia benar-benar tidak bisa mengingat apapun, dengan posisi yang terduduk, dia menarik rambutnya seakan memaksa untuk mengingat sesuatu tapi hasilnya nihil.
Tidak berselang lama, dia mendengar ketukan di pintu, tanpa menunggu lama dia pergi membukanya.
Dokter itu tertegun melihat kondisi Jennie yang memang terlihat sangat mengenaskan. Dengan cepat dokter cantik itu melakukan pemeriksaan dan hasilnya membuat helaan nafas putus asa keluar dari mulutnya, Lisa menjadi gelisa.
"Mr Brusch, siapa yang melakukan ini pada Ms Brusch? Sudah jelas kalau beliau di perkosa dengan cara yang sangat biadap. Seluruh lubang vagina terdapat lembam dan luka disana, saya khawatir beliau akan trauma berat atas insiden ini. Anda bisa melihat di puting payudaranya sebelah kiri terdapat luka gigitan disana, sedangkan untuk lembam, hanya diluar kulit. Anda harus membawanya ke RS untuk di tangani lebih lanjut."
Penjelasan ini membuat Lisa semakin linglung, jantungnya berdetak hebat, tiba-tiba dia mengingat bagaimana batang penisnya penuh dengan darah, dia sudah bisa menebak siapa pelakunya.
"Dokter, obati saja." Hanya itu perkataan Lisa.
"Baik Mr Brusch." Jawabnya tidak bisa menolak. Akhirnya dia mengambil obat yang dia punya lalu mengobati vagina Jennie yang terlihat sangat berantakan. Dokter juga menjelaskan kalau Jennie terlalu syok yang mengakibatkan dia tidak sadarkan diri.
Setelah semuanya selesai, dokter cantik itu melangkah keluar. Saat pintu tertutup, Lisa hanya bisa duduk dan menatap Jennie dengan rasa bersalah, bahkan bajingan ini bisa merasa bersalah.
Kira-kira 10 menit kemudian, Lisa melihat mata Jennie mulai mengerut sebagai tanda kalau dia akan sadar. Jantungnya berdetak lagi, dia menjadi bingung harus memberikan respon apa nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...