BAB 29

2.8K 345 52
                                    

Selama perjalanan menuju JNK, Jisoo seperti orang linglung. Apa yang dia katakan tadi sebelum pergi, benar adanya. Keluarganya hanya orang biasa, Ibunya bersaudara kandung dengan Ayah Jennie, tapi dengan Jennie yang mengangkatnya menjadi CEO, bahkan membiayai dia kuliah, hingga akhirnya dia menjadi seperti sekarang. Orangtuanya dulu hanya memiliki sebuah warung makan kecil, sekarang mereka tidak bekerja lagi karena Jisoo yang meminta, dia mengambil alih semua kebutuhan keluarga. Dia sangat percaya diri dengan itu karena Jennie membayarnya sangat tinggi.

Sekarang dia tidak tahu harus bagaimana, dia tidak pernah memikirkan kalau hal-hal semacam ini akan menimpah dirinya. Dia juga syok dengan Jennie yang memecatnya.

Terlalu larut dalam pikirannya, sehingga dia tidak sadar kalau di depannya adalah jalan perempatan, di posisinya adalah lampu merah, sehingga dengan kecepatan 80, dia menerobos lampu merah sehingga mobil dari arah lain terkejut,

Tiiinnn!!

Tiiinnn!!

BRAAAK!

BRAAAK!

BRAAAK!

Kecelakaan terjadi, mobil yang menabrak mobil Jisoo dalam kecepatan tinggi sehingga mengakibatkan mobil Jisoo terlempar jauh. Semua orang yang berada disana meringis menyaksikan kecelakaan yang begitu mengerikan di depan mata mereka.

Sementara di posisi Jisoo, tidak ada rasa sakit yang Jisoo rasakan, matanya memerah berkaca-kaca lambat laun mulai sayu hingga tidak sadar diri. Inilah akibatnya kalau mengemudi sambil melamun.

.

.

.

.

The Next Day.
Mansion Jenlisa.

Jisoo koma. Itulah yang Lisa dengar saat Soohyun menghubunginya. Pria itu sedang berada di dapur, memasak untuknya dan Jennie. Sejak kejadian di ruang kerja waktu itu, mereka berdua tidak lagi berbicara, bahkan Jennie tidak tidur bersamanya.

Lisa terlihat pucat, dia sakit sebenarnya, tapi di hiraukan. Dari kemarin dia tidak makan apapun karena setiap dia memasak, Jennie memasak sendiri dan makan sendiri. Untuk semua perkataan Jennie, dia berusaha untuk melupakannya, dia hanya menganggap Jennie sedang kalang kabut jadi seperti itu. Siang ini dia memasak dengan harapan Jennie mau makan bersamanya meskipun tidak saling berbicara.

Selesai menata makanan di meja makan, dia membuka apron di tubuhnya lalu melangkah pergi ke ruang kerja milik Jennie.

“J-jen, makanan sudah siap…” panggilnya di depan pintu.

Karena dia tahu istrinya tidak akan menjawab, dia mencoba membuka pintunya dan tidak di kunci. Begitu masuk, dia mengerutkan keningnya, Jennie tidak berada disana. Dia melihat ke meja kerja wanita itu, disana ada parfum yang istrinya pakai, ruangan itu juga penuh dengan wangi istrinya. Apakah Jennie sudah pergi? Dengan itu Lisa mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Joy.

“Ya Lisa…” jawab Joy.

“Joy, jika kau tidak sibuk, bisakah kau pergi ke RS RCC? Jisoo masuk RS, tolong cek apakah istriku berada disana? Kau tahu, kita sedang cekcok sedikit.” Bukannya merasa prihatin, Joy malah tertawa.

“Bagaimana rasanya merana karena cinta? Sakit kan? Itulah kenapa sejak lahir kau dilarang brengsek…” Lisa memutar bola matanya dengan malas.

“Oke, aku akan pergi kesana.” Tambah Joy.

“Hm, kalau Jennie ada disana, kabari aku. Bawa Wendy dan Sehun bersamamu dan jaga dia disana oke?” 

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang