“Lalisa Manoban, keluarlah.” Kata penjaga tahanan.
Lisa yang berada di dalam tahanan itu mengangkat wajahnya melihat petugas itu lalu berdiri. Dia tidak pernah bicara semenjak masuk ke dalam sel tahanan ini, para tahanan yang lain sudah mencoba untuk berbicara dengannya tapi dia tidak tertarik. Di otaknya hanya terisi dengan Jennie dan keluarganya.
Dengan santai Lisa berjalan mengikuti polisi itu, saat tiba di pintu ruangan berwarna putih, polisi itu membuka pintunya lalu mempersilahkan Lisa masuk. Lisa mengikuti perintah tanpa bertanya, keningnya mengerut ketika melihat seseorang berdiri membelakanginya dengan kepala yang tertutup hoodie.
Dia tidak membuka suara sampai orang itu berbalik dan dia tercekat.
“N-nini…” lirihnya.
Ternyata itu Jennie. Dengan langkah cepat Jennie menuju ke arahnya, Jennie memeluknya dengan sangat erat dan menangis keras. Dia menangis cukup lama, Lisa tidak berdaya mendengar tangisan ini.
“M-maafkan aku, tolong maafkan aku Lisa…” mendengar ini Lisa mengangguk dan membalas pelukannya.
“Tidak apa-apa Jen…” jawab Lisa dengan tenang.
Tapi Jennie menggeleng, “T-tidak, aku bersalah padamu. A-aku sudah merobek surat itu. Kita tetap suami istri, t-tolong maafkan aku. Aku bertingkah bodoh, aku masih mencintaimu, maaf untuk jawaban saat itu, maafkan aku Lisa.” Mendengar ini Lisa melepaskan pelukan mereka dan menatap mata Jennie.
“Tetaplah pada keputusanmu, aku tidak apa-apa. Kau benar-benar harus melepaskanku, aku tidak pantas untukmu. Lihatlah dimana aku berdiri sekarang, sudah pasti aku akan membusuk disini. Pergilah, cari kebahagiaanmu sendiri, oke?” Dengan gelengan keras Jennie kembali memeluknya.
“T-tidak sayang, tidak. Kau akan keluar dari sini. Tolong maafkan aku…” tolak Jennie tersedu-sedu.
Akhirnya Lisa juga menangis. Dia tidak rela untuk bercerai tapi dengan kondisinya yang sudah di dalam penjara, dia merasa tidak ada gunanya.
“T-tolong percaya padaku. Setelah sidang nanti, kau akan bebas.” Tambah Jennie lagi.
Akhirnya Lisa mendesah kalah. Dia memeluk Jennie dengan sangat erat sehingga Jennie berada di gendongannya.
“Haaa, aku merindukan pelukan ini…” kata Lisa dengan puas lalu memilih duduk di sofa dengan Jennie di pangkuannya.
Begitu duduk, Jennie langsung menyambar bibir Lisa dan melumatnya dengan rakus. Sudah sangat lama mereka tidak seperti ini, mereka sepertinya tahu apa yang mereka butuhkan. Dengan brutal Jennie menggerakkan pinggulnya tepat di atas selangkahan suaminya.
“Please…” mohon Jennie entah untuk apa setelah melepaskan bibir mereka.
“Aku kotor Nini…” balas Lisa dengan nafas yang memburu.
Jennie tidak peduli, karena dia memakai dress, dia menarik dress sebatas pinggang, Lisa terkejut karena wanita ini tidak menggunakan dalaman.
Tidak memiliki waktu untuk bertanya, Jennie sudah mengeluarkan penisnya yang mengeras, dia arahkan kepala penis itu ke vaginanya dengan sedikit gesekan, mereka sama-sama mendesah dan tidak bisa menahannya lagi, begitu kepala penis tepat di lubangnya, dia menurunkan pinggulnya dengan perlahan,
“Aaahhh…” desah mereka puas.
Setelah penetrasi sempurna, Jennie memeluk leher suaminya dan berbisik, “Aku ingin hamil Daddy…” selesai bisikan dia menggerakkan pinggulnya maju mundur membuat Lisa memegang kedua bokong istrinya dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMIZATION. (JENLISA)
Fantasy"Kau adalah satu kata tentang CUKUP. Tidak perlu mencari ke luar, kau telah memiliki semuanya ." - Lalisa - . . . CERITA INI HANYA FIKTIF. SEMUA HAL YANG BERADA DI DALAM CERITA INI MURNI IMAJINASI DARI SANG PENULIS. . . . PERINGATAN UNTUK YANG BERU...