BAB 11

3.4K 328 10
                                    

Masih di kamar yang sama, setelah selesai dengan drama pelukan itu, sekarang Davika duduk dengan perasaan malu. Dia malu karena ada Jennie disana. Dia mengetahui kalau kakaknya menikah secara rahasia, dia sempat menyesal karena tida bisa hadir, saat itu dia sedang melakukan ujian yang benar-benar tidak bisa di tinggalkan. Meskipun dia sendiri pun merasa bingung karena yang dia tahu, Lisa mencintai Krystal.

"Wae? Apakah Baby merasa malu? Tapi saat menangis tadi Baby tidak malu, ini kakak iparmu, kau harus menerima kehadirannya, karena sekarang bukan Krystal lagi yang mendapat bagian di hati Oppa, tapi wanita ini." Kata Lisa dengan senyum yang menurut Davika itu menyebalkan.

"Ck, diamlah Oppa. Kau mengenalku, aku selalu malu jika berinteraksi dengan orang baru." Ketusnya lalu melihat ke arah Jennie dengan senyum malu-malu.

Jennie sendiri pun terkekeh, begitu juga dengan Lisa.

"Hallo Davika, aku Jennie Kim. Seperti yang kau tahu kalau aku sudah menikah dengan kakakmu. Aku berharap kita bisa dekat karena selama ini aku hanya dekat dengan kakak sepupuku, dia seorang pria. Jadi aku berharap, karena kita sesama wanita, kita bisa akrab." Perkenalan Jennie dengan lembut dan senyum manis.

Hati Davika juga menghangat, dia juga berharap bisa dekat dengan istri dari kakaknya, bukan hanya itu, dia juga berharap semoga Jennie adalah sosok yang tulus bagi kakaknya

Dengan malu-malu Davika mengangguk, "Aku mengetahui tentangmu Eonnie, kau adalah anak PM Korea Selatan. Maaf jika aku bertanya sesuatu yang sensitive, aku pernah mendengar kalau Eonnie adalah tunarungu, tapi yang aku lihat sepertinya tidak demikian." 

Jennie tertawa kecil, dia sudah tahu kalau Davika akan bertanya tentang ini. Sedangkan Lisa sudah menatap adiknya dengan malas, dari banyaknya pertanyaan, kenapa harus itu? Pikirnya.

"Aku memang tunarungu, hanya saja kakakmu memberikan alat bantu mendengar yang di tempelkan di dalam telingaku, jadinya aku bisa mendengar sekarang." Jawab Jennie tanpa merasa tersinggung.

"Itu hebat Eonnie. Maaf jika saat kalian menikah aku tidak bisa hadir, 5 bulan lagi aku sudah selesai." Katanya sambil menatap Jenlisa dengan sesal.

"Tidak apa-apa Baby. Karena 5 bulan lagi kau sudah selesai, lalu bagaimana dengan kuliahmu jika besok kita kembali ke Seoul?" Tanya Lisa.

Davika tidak langsung menjawab, dia menunduk sedih, Jennie yang melihat itu membuka suara untuk bertanya, "Jika boleh tahu, kau mengambil jurusan apa?" 

Davika mengangkat kepalanya menatap Jennie lalu menjawab dengan berbinar, "Fashion Designer Eonnie." 

Jennie mengangguk, "Sepertinya kau sangat menyukai Fashion?" Tanya Jennie lagi.

Dengan anggukan cepat dan bahkan tanpa sadar Davika langsung duduk di samping Jennie membuat Lisa terkekeh, inilah adiknya jika sudah berbicara mengenai impiannya. 

"Aku sangat menyukainya Eonnie. Semuanya berawal saat dulu aku masih sekolah, aku selalu melihat Fashion wanita-wanita sangat buruk. Akhirnya setiap jam istirahat, aku selalu menggambar beberapa busana sesuai imajinasiku. Aku hanya prioritaskan fashion wanita, karena menurutku mau sejelek apapun wajah seorang wanita tapi jika fashionnya bagus, dia akan tetap terlihat indah." Jawab Davika dengan semangat membuat Jennie terkekeh.

"Lalu, siapa yang menjadi panutanmu?" Tanya Jennie lagi dengan penasaran.

"Bukan orang luar, tapi orang korea sendiri Eonnie, pendiri JNK, aku sangat mengagumi semua karyanya, aku selalu menantikan produk baru mereka, karya designnya indah sekali Eonnie…" jawab Davika dengan sangat berbinar.

Tentu saja Jennie terkejut, karena yang di bicarakan oleh Davika adalah dia sendiri. Dengan cepat Jennie mengambil ponselnya lalu menunjukkan sesuatu pada Davika.

VICTIMIZATION. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang