Penulis: Akbar Hana
Aku memandangi sebuah lilin yang sengaja aku nyalakan di atas meja. Lilin yang aku temukan di laci meja yang ada di kamar Ibu.
Rindu, kenapa rasa itu begitu menggebu sekarang? Padahal, dulu, aku sangat benci cahaya lilin itu. Disetiap malam ulang tahunku, Ibu akan menanti kepulanganku dengan sebuah lilin di tangannya. Dia akan marah jika aku pulang terlambat di malam ulang tahunku. Marah atau khawatir? Ah, saat itu aku benar-benar tidak bisa membedakannya.
Sekarang, aku ingin ditunggui oleh wanita yang melahirkanku itu. Wanita hebat, yang berjuang untuk kebahagiaanku setelah kepergian Ayah.
Kini wanita hebat itu telah pergi selamanya dari hidupku, meninggalkan sebatang lilin yang selalu ia nyalakan di malam ulang tahunku.
Bu, aku rindu padamu. Salahkah jika aku memintamu menyalakan lilin terakhir untukku?
Jika saja masih ada kesempatan itu, akan kucium haru tangan yang telah membesarkanku. Akan ku tiup puluhan lilin yang engkau siapkan untukku. Maafkan aku, Bu....

KAMU SEDANG MEMBACA
NAGA
SonstigesNAGA atau Narasi Gambar adalah kegiatan mingguan Country of Literacy yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas para member Country of Literacy. Dan kegiatan ini juga membantu...