Penulis: MonK
Mata seringkali disebut sebagai jendela jiwa, tempat kebohongan, ketulusan, dan tipu daya terpampang nyata bagi yang dapat membacanya. Namun, ada satu kebenaran yang tak pernah bisa ditangkap oleh mata biasa; bahwa Tuhan, dalam keadilannya yang sempurna, tidak pernah menampakkan diri langsung di hadapan manusia. Dia memilih untuk berkomunikasi melalui mata hati, ruang suci di mana ketulusan tidak memerlukan kata-kata, dan munajat bisa terdengar tanpa suara. Di sana, dalam kedalaman hati yang paling jujur, manusia menemukan kehadiran-Nya.
Ironisnya, seringkali mereka yang diberi nikmat penglihatan fisik lalai, sibuk dengan ilusi dunia hingga melupakan esensi sejati komunikasi dengan Sang Pencipta. Sedangkan mereka yang tidak dapat melihat dengan mata kepala, justru memiliki penglihatan hati yang lebih terang, berkomunikasi dengan Tuhan dalam keheningan yang paling tulus. Ini mengingatkan kita semua bahwa kebutaan fisik bukanlah kelemahan ketika mata hati terbuka lebar, melihat dengan kejernihan yang tidak terjangkau oleh pandangan mata. Dalam skenario ini, orang normal akan merasa malu, menyadari bahwa komunikasi yang paling autentik dengan Tuhan tidak melalui penglihatan fisik, melainkan melalui hati yang selalu bermunajat kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAGA
De TodoNAGA atau Narasi Gambar adalah kegiatan mingguan Country of Literacy yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas para member Country of Literacy. Dan kegiatan ini juga membantu...