Uang

2 0 0
                                    

Penulis: Rahma

Terik matahari rasanya seperti tepat di atas kepala. Kurogoh saku seragam putih abu ku.
Ah, sial. Hanya ada uang lima ribuan yang tersisa.

"Yah, ini sih cuma bisa beli es teh doang." sesalku menghabiskan uang jajanku tadi.

Ting. Kubuka notifikasi chat yang bertuliskan nama 'Abng' disana.

Abng :
Dek, pulang sendiri dulu, ya. Abang gak bisa jemput ada urusan penting [15.09]

Arghhhh. Entah kesialan apa yang mendatangiku hari ini. Rumahku memang tidak terlalu jauh, tapi uangku hanya tersisa lima ribu. "Nasib, nasib. Ah, lima ribu bisa buat apa." ocehku kesal.

Ah, sudahlah. Tidak ada gunanya menggerutu. Kulangkahkan kakiku menelusuri jalan menuju rumah.

Mataku berbinar kala melihat penjual es di tepi jalan. Sepertinya tenggorokanku ini ingin disirami kesegaran.

"Bu, aku laper. Kapan kita, makan?"

Langkahku terhenti. Menatap anak kecil yang tengah duduk lesu di bangku taman kota bersama wanita yang sepertinya ibunya.

Kasihan, batinku. Tapi, uangku hanya lima ribu. Bisa untuk apa? Naik ojek saja tidak cukup.

"Hem, tapi aku juga haus." ujarku, kakiku melangkah menuju penjual di tepi jalan itu. "Pak. Beli lima ribu ya," ujarku menyerahkan uang yang ku punya.

"Bu. Em, saya punya ini buat ibu, tapi cuma sedikit" ujarku menyerahkan kantong kresek berisi dua roti disana.

"Wah, makasih ya dek. Terimakasih banyak." Ibu itu menerimanya dengan senyum mengembang.

Aku mengangguk. Padahal hanya yang lima ribu, pikirku. Namun, rasanya lebih bahagia saat diberikan kepada orang lain. Tubuhku bahkan terasa lebih segar dari sebelumnya.

NAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang