Dunia Dengan Warnanya

3 1 0
                                    

Penulis: Moonichi

Berdebu ruangan itu, cakupannya tak seluas halaman lapangan yang terbentang hijau. Rak-rak tersusun di setiap baris, di antaranya ada celah untuk dilewati menuju keramik selanjutnya, mengelilingi dengan jalur seperti labirim yang teratur. Kardus berjejer, remang-remang cahaya dari lampu yang mulai redup cahayanya hanya dibantu matahari melalu celah ventilasi di siang hari, oleh matahari. Seakan dunia hanya memiliki warna kelam dan mengganggu. Namun dengan warna nyaris kecokelatan semua di tempat sana, langkahnya terhenti kala tak sengaja memijak area lain, tergelincir karena licinnya sepatu, dan bertumpu pada rak lain—sebelum menghantam dasar—yang bergetar sehingga benda kardus yang berada di atasnya dikalahkan gravitasi. Suara benturan antara benda di dalamnya dengan lantai keramik menggema, juga seperti waktu yang terhenti bersamaan di tempat itu, sebuah bola bergambar selayaknya bumi yang terbungkus sangat lama menggelinding ke sudut lain. Ia tercekat, kemudian menghela napas.

Oh, benar. Dia tak benar-benar harus lupa warna dunia ini.

NAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang