30. Hari Libur

3.2K 147 2
                                    

***

Jika dulu libur sekolah tidak ada bedanya bagi Belvin. Dia akan tetap belajar, belajar dan belajar. Tapi sekarang, ada orang yang mau mengajak Belvin bagaimana caranya menghabiskan waktu libur dengan baik dan benar.

Belvin berhasil mempertahankan peringkat pertama. Meskipun ada dua mata pelajaran yang nilainya turun dibanding sebelumnya, tapi itu tidak masalah karena turunnya pun hanya satu angka saja. Yang penting Belvin tetap juara umum pertama.

Perbedaan lainnya, dulu Belvin tidak pernah mendapat ucapan selamat atau yang merasa ikut bangga dan senang atas pencapaiannya-bahkan dirinya sendiri pun tidak pernah melakukan itu.

Sekarang, ada Gavin yang melakukan semua itu. Saking ekspresi yang ditunjukkannya terlalu bahagia dan bangga, Gavin jadi terlihat seperti orang yang mendapat pencapaian itu.

Bahkan mungkin jika Belvin mau menunjukkan rasa bangga untuk dirinya sendiri, Gavin akan tetap menjadi orang yang paling merasa bangga kepadanya.

"Astaga.... aku bangga banget sama kamu!!!!" Tak terhitung berapa kali Gavin mengatakan itu. "Kok pacar aku bisa sekeren ini ya? Rahasianya apa sih? Bagi dong, biar aku juga jadi pacar yang nggak kalah keren." Adalah ucapan yang dikatakan sambil menciumi sepanjang wajah Belvin berkali-kali.

Hal itulah yang membuat Belvin untuk pertama kalinya merasa bangga kepada dirinya sendiri. Untuk berbagai alasan Belvin kembali mensyukuri kehadiran Gavin di hidupnya.

Selama liburan Gavin mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah Belvin kunjungi sebelumnya. Karena selama ini kegiatan Belvin lebih sering berputar di sekolah, rumah, tempat les, perpustakaan kota. Tidak punya waktu untuk bersenang-senang.

Seiring dengan Gavin mengajaknya melakukan banyak hal menyenangkan, Belvin semakin menyadari selama ini ternyata dia tidak pernah merasa sebebas ini.

Dari mulai mengajaknya berburu jajanan di salah satu stasiun yang juga menjadi sasaran banyak orang berburu street food.

Gavin mengajak mencoba beragam jajanan di sana. Banyak yang mereka coba mulai dari tahu krispi, jamur krispi, kentang, cimol, kue pancong, dimsum rapnesia, es cendol durian, hingga nasi ayam, mie ayam, bakso malang juga gudeg pun mereka coba.

Mereka mencoba semua jenis makanan sampai perut masing-masing tidak bisa menampungnya lagi.

Dari semua makanan itu yang menjadi favorit Belvin adalah bakso malang dan dimsum rapnesia. Sementara Gavin menjatuhkan pilihan favoritnya pada gudeg dan dan es cendol durian.

Mereka juga menikmati liburan di taman kota. Piknik ala-ala. Tapi di sana Belvin dan Gavin asyik melakukan kegiatan masing-masing. Gavin menggambar, sementara Belvin membaca.

Saat berada di tempat umum, Belvin jadi semakin sadar Gavin memang tipe laki-laki yang mudah mencuri perhatian bahkan hanya dengan diam saja. Justru Gavin semakin atraktif jika sedang diam memperlihatkan sisi seriusnya, alias jika tidak sedang heboh sendiri seperti bocah tantrum.

Saat Belvin sedang mengambil jeda dari kegiatan membacanya, dia menggunakan waktu itu untuk memperhatikan Gavin yang sedang fokus menggambar.

Lalu, ketika Belvin menyeret bola matanya ke sekitar, dia dapati ada beberapa perempuan yang curi-curi pandang ke arah kekasihnya. Bahkan ada yang sampai bisik-bisik dengan temannya dengan mata tertuju ke arah Gavin.

Belvin jadi curiga, jangan-jangan dia menjelma menjadi mahluk tak kasat mata sehingga perempuan-perempuan itu tidak melihat kehadirannya?

Mungkin mereka berpikir Gavin adalah cowok cool. Karena memang jika sedang tidak reog, laki-laki itu seperti cowok-cowok dingin yang jauh dari kata tengil, usil, slengean dan sejenisnya.

Letting Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang