Keputusan Belvin mengambil langkah lebih dulu untuk memperbaiki hubungan dengan ibunya bukanlah keputusan yang dia ambil dalam waktu yang begitu cepat.
Langkah itu sudah Belvin pikirkan bahkan waktu hubungan dengan ibunya belum seburuk ini. Tapi, saat itu kekecewaannya terlampau besar hingga sulit memikirkan langkah lain selain menerima kenyataan bahwa dia memang anak yang tidak diinginkan.
Ditambah saat itu juga Belvin tidak memberi ruang untuk kesedihannya, kekecewaan, kemarahannya hingga untuk luka-luka batin yang dia terima dari orangtuanya. Dia bersikap seolah tidak terjadi apa pun, bersikap biasa saja seolah-olah itu semua sama sekali tidak mengusiknya.
Efeknya Belvin mempunyai luka batin yang terpendam. Buruknya memendam luka batin bisa membuat seseorang sulit bergaul, karena penuh rasa curiga dan sulit mempercayai orang lain. Akhirnya jadi lebih mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Itu kondisi yang dialami Belvin. Tidak percaya ada orang yang mau benar-benar tulus berteman dengannya. Karena dia sadar memiliki sifat buruk yang tidak menyenangkan yang bisa membuat orang lain tidak nyaman.
Sejauh ini baru Gavin satu-satunya orang yang dia percaya.
Salah satu melepaskan luka batin adalah dengan memaafkan masa lalu. Memaafkan segala sesuatu yang pernah menyakiti. Termasuk memaafkan orangnya.
Belvin sedang mencoba hal itu. Meskipun sulit, sulit sekali rasanya. Dia sendiri juga tidak yakin apa bisa memaafkan orangtuanya.
Tujuannya sekarang hanya ingin meluruskan semuanya. Mencari tahu alasan Mama begitu membencinya.
Apa salahnya?
Belvin ingin tahu. Pertanyaan yang selama ini menghantuinya, dia ingin tahu jawabannya.
Apa penyebab orangtuanya menyayanginya hanya sampai dia berusia 6 tahun? Apa setelah 7 tahun, 8 tahun, 10 tahun, 17 tahun—usianya sekarang—dia tidak pantas lagi disayangi?
Belvin menunggu Mama pulang. Tidak sabar ingin mengutarakan pertanyaan itu, tapi Mama belum kunjung juga pulang. Padahal jika tidak segera diutarakan, Belvin takut tekad dan keputusannya untuk melepaskan luka-luka yang selama ini menggerogotinya keburu meredup lagi.
Dia sudah menghubungi manajer Mama. Tapi Mas Yuda sendiri tidak bisa memastikan apa Mama akan pulang ke rumah atau ke apartemen. Katanya malam ini Mama menghadiri wrap up party atas selesainya syuting untuk series terbarunya.
Belvin tergerak untuk melihat-lihat instagram Mama. Pasti ada beberapa momen-momen keseruannya yang dibagikan di sana.
Ini untuk pertama kalinya Belvin mengecek sosial media ibunya. Karena dia sendiri memang jarang berselancar di sosmed. Sangat jarang sekali. Terlalu sibuk belajar.
Postingan paling akhir yang dibagikan sang ibu di feed instagramnya sukses membuat Belvin terpaku.
Hanya foto ibunya yang tengah merangkul hangat seorang aktris wanita muda–yang Belvin taksir umurnya juga tidak beda jauh dengan dirinya.
Di caption-nya tertulis, “with anakku.”
Bolehkan Belvin merasa iri?
***
“Oi, Gav?”
Yang menoleh tidak hanya yang dipanggil. Melainkan Belvin yang berjalan berdampingan dengan Gavin pun menoleh ke belakang.
“Malam ini jangan sampai nggak datang ya. Si Felix juga bakal datang soalnya. Ngajak lo balapan.”
Gavin menahan diri untuk tidak mengumpati Virgo sekarang juga. Wajahnya tegang, tidak berani melihat ekspresi Belvin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letting Go
Teen FictionGavin dan Belvin adalah definisi dari perbedaan itu sendiri. Sepasang kekasih yang bagaikan langit dan bumi, air dan api, siang dan malam. Si tengil dan si dingin. Si social butterfly dan si ansos. Si ekspresif dan si poker face. Yang cowok disebut...