Happy Reading✨
4 oktober
Tak terasa waktu semakin singkat, hari ini tanggal 4 oktober yang berarti hari ini adalah hari terakhir gus gibran berada di ponpes al fatih. Nanti besok adalah hari keberangkatan gus gibran ke cairo mesir.
Kini nayla sudah masuk sekolah yang berada di ponpes al fatih, sudah dari 1 oktober nayla masuk sekolah.
Setelah selesai sholat dzuhur para santri tidak langsung pulang, melainkan mereka kembali ke sekolah sampai jam 14:00.
14:00
Kring kring..
Bel pulang sudah berbunyi yang menandakan mereka sudah boleh pulang ke asramanya masing masing. Beda halnya dengan nayla, karna nayla masih tinggal di ndalem. Sekarang nayla akan pulang ke ndalem sendirian, karna alizah akan pulang ke asrama bersama mawar.
"Assalamualaikum" salam nayla memasuki ndalem
"Waalaikumussalam warahmatullah" jawab gus gibran dan ustadz rizal
Diruang tamu ada gus gibran dan ustadz rizal, ustadz rizal sengaja ke ndalem karna ia ingin bersilaturahmi dengan gus gibran sebelum pergi ke cairo mesir.
Nayla menyalami tangan gus gibran. Ustadz rizal yang melihat itu terkejut, baru pertama kali ini ia melihat nayla mencium tangan gus gibran.
"Bukannya nayla ini sepupunya gus gibran, kenapa nayla mencium tangan gus gibran?" Batin ustadz rizal tanya. Yang ustadz rizal tau kiyai zahid hanya memiliki 2 anak yaitu gus gibran dan alizah, sedangkan nayla adalah anak dari adiknya nyai harum, yang berarti sepupu gus gibran dan alizah. Sedangkan dalam islam sepupu bukanlah mahram, ia yakin gus gibran pasti tau tentang hal ini.
"Nayla izin ke kamar dulu ya gus" izin nayla. Gus gibran mengangguk sebagai jawaban.
Nayla pun pergi dari sana...
Gus gibran dan ustadz rizal menatap punggung nayla yang semakin menjauh. Gus gibran melihat kearah ustadz rizal yang masih menatap kearah tangga, yang sudah tidak ada nayla.
"Ekhem" dehem gus gibran
Ustadz rizal pun tersadar dan menatap gus gibran "eh, kenapa gus?"
"Kenapa ustadz melihat nayla seperti itu? Apakah ustadz rizal memiliki perasaan terhadap nayla?" Tanya gus gibran
Ustadz rizal menghela nafas, sepertinya ia harus jujur terhadap gus gibran "kalau boleh jujur, iya saya memiliki perasaan terhadap nayla. Saya mencintai nayla dari pandangan pertama" ucap ustadz rizal jujur
Gus gibran yang mendengar itu mengepalkan tangannya.
"Lebih baik anda menjauhi nayla" ucap gus gibran dingin
Ustadz rizal menggernyit "kenapa nada bicara gus gibran menjadi dingin. Sebenarnya ada apa ini?" Batin ustadz rizal
"Tapi kenapa gus?" Tanya ustadz rizal
Gus gibran memejamkan matanya menahan emosi "tahan emosi kamu gibran" batinnya
"Karna nayla sudah memiliki calon suami" ucap gus gibran
"Bukan calon lagi tapi sudah memiliki suami" lanjut gus gibran dalam hati
Ustadz rizal terkejut, tak lama setelah itu ustadz rizal berkata "masih menjadi calon suami belum menjadi suami, itu berarti masih ada harapan untuk saya memiliki nayla" ucap ustadz rizal
Gus gibran emosi, bisa bisanya ustadz rizal berkata seperti itu. Gus gibran mengepalkan tangan kuat sampai urat urat tangannya terlihat, wajahnya memerah, rahangnya mengeras. Namun sebisa mungkin gus gibran menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Destiny For Me
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis dan seorang Gus yang tidak sengaja bertabrakan sampai sang gus tidak sengaja mencium pipi sang gadis. Gus yang tidak sengaja melakukannya, ingin bertanggung jawab dengan cara...