66

8.7K 596 84
                                    

Happy Reading✨


Lapangan ponpes..

Kini kiyai zahid sedang berjalan menuju ke ndalem, karena tadi pagi setelah selesai sholat subuh di masjid kiyai zahid tidak langsung pulang ke ndalem melainkan mengecek keadaan ponpes terlebih dahulu dan baru sekarang ia selesai.

Kiyai zahid terus berjalan menuju ndalem sambil sesekali membalas sapaan dari ustadz dan para santri.

Saat sedang berjalan, ada seseorang yang mengucap salam dan memanggil namanya yang membuatnya menghentikan langkahnya.

"Assalamualaikum kiyai" salam orang itu

"Waalaikumussalam warahmatullah" jawab kiyai zahid menghadap kearah orang yang memanggilnya dan ternyata seorang santriwati.

Santriwati itu menunduk "afwan kiyai sudah mengganggu waktu kiyai, perkenalkan nama saya.. mawar, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada kiyai" ucapnya yang tak lain adalah mawar.

Kiyai zahid mengangguk "silahkan apa yang ingin anda sampaikan"

Mawar terus menunduk dan diam beberapa detik sampai kemudian terdengar suara orang menangis yang berasal dari mawar.

"Hiks hiks"

Kiyai zahid terkejut saat mendengar suara tangisan dari santriwati didepannya ini "kenapa anda menangis?" Tanya kiyai zahid bingung

"Hiks.. sebenarnya saya ingin meminta keadilan dari kiyai" ucap mawar

"Apa anda diganggu seseorang? Apa ada yang membully anda?" Tanya kiyai zahid

Mawar menggeleng "hiks ini bukan tentang pembullyan kiyai, tapi ini tentang harga diri saya yang sudah hilang hiks" jawab mawar yang masih menangis

Kiyai zahid menggernyit bingung "maksud anda apa? Coba ceritakan semuanya kepada saya, In Syaa Allah saya akan membantu" ucap kiyai zahid

Mawar mengangguk, dia menghapus air matanya lalu mulai menceritakan semuanya kepada kiyai zahid.

Kiyai zahid mendengarkan apa yang di ucapkan santriwati di depannya ini. Alangkah terkejutnya kiyai zahid bahwa yang di ceritakan santriwati itu adalah tentang anaknya -gibran.

Meskipun begitu kiyai zahid tetap mendengarkan cerita santriwati itu sampai selesai. Kiyai zahid lebih terkejut saat mendengar bahwa gibran anaknya, memeluk santriwati yang berada di depannya ini. Awalnya kiyai zahid tidak percaya dengan ucapan santriwati ini tapi saat melihat dia menangis membuatnya percaya, lagi pula tidak ada satu pun wanita yang ingin menjatuhkan harga dirinya sendiri itu yang di pikirkan kiyai zahid.

Kiyai zahid mengepalkan tangannya kuat matanya merah karena marah dan kecewa terhadap anaknya sendiri, ia tidak menyangka bahwa anaknya bisa melakukan itu. Sejak kecil ia selalu menanamkan dan mengajarkan ilmu agama kepada anak anaknya, bahkan ia merasa bangga terhadap gus gibran karna dulu ia ingin bertanggung jawab saat mencium wanita yang bukan mahramnya yang sekarang menjadi istrinya dan sekarang sedang mengadung anaknya sendiri.

"Hiks.. d-demi Allah saya tidak berbohong kiyai" ucap mawar

Kiyai zahid menatap lurus ke depan "pulanglah ke asramamu, untuk masalah ini saya yang akan mengurusnya" ucap kiyai zahid lalu pergi dari sana.

The Best Destiny For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang