09. Kondangan

5.7K 232 0
                                    

Di ruang tamu terdapat Hanan dan abang nya, Angga. Angga tentu saja masih penasaran kenapa adiknya menolak meskipun Angga sudah mendengar mengenai perilaku Vania.

Ada pertimbangan Hati, artinya ia ada tambatan hati sendiri.Ini yang membuat Angga penasaran. Adiknya ini kaku dan sulit dekat dengan perempuan. Bersama Vania karena ia adalah teman kecil yang sekompleks dulu.

"Hanan, jawab Abang jujur kamu ada perempuan yang sedang kamu perjuangkan?" Tanya Angga kepada adiknya. Sengaja memakai bahasa baku nya. Artinya Hanan harus menjawab dengan serius tidak ada guyonan.

"Siap, Bang betul." jawab hanan dengan sikap badan yang tegak dan tegas.

"Le,Hanan kok nggak cerita sama Ayah dan Bunda." saut Bunda Hanan yang datang dari ruang makan.

Terlihat Hanan duduk dengan gugup tapi ekspresinya tetap datar seolah olah ia menutupi kegugupanya. Tapi ekspresinya ditangkap baik oleh keluarganya yang sudah hafal dengan kelakuan si Bungsu.

"Maaf nda." jawab si Bungsu Hanan

"Coba cerita. " titah sang kepala keluarga Pak Edi

Hanan pun menceritakan sosok Kayva Ralin yang sudah membuat ruang di hati Hanantara dan ditanggapi dengan keramaian dari sang Bunda.

"Nanti kenalkan ke keluarga ya Le.Angga kamu nggak mau ngenalin perempuan gitu?" Tanya Pak Edi

"Ayah, Angga masih belum ada yang klik." jawab Angga dengan santainya sambil memakan kacang bawang yang disediakan di meja untuk tamu.

.....

Alin Pov

Hari ini guru guru di sekolahku akan kondangan bersama-sama. Karena ada salah satu guru yaitu Bu Dian yang akan melangsungkan pernikahanya. Yang bikin heboh karena Bu Dian ini mendapat jodoh seorang Perwira TNI AD.Acara di gelar di Surabaya.

Kami berangkat menggunakan bus yang sudah di sewa karena guru disini lumayan banyak jadinya pakai bus.

Sebenarnya aku kurang menyukai transportasi ini kenapa? Karena aku gampang mabuk kendaraan saat menaiki bus.

"Alin, kamu duduk sama aku di depan aja. Orang yang mabuk kendaraan kayak gini kalau duduk di depan itu gak bakal muntah, paling mual aja tapi gak parah." Ajak Mbak Risa dia adalah staff TU di sekolah tempatku mengajar.

"Oh iya siap Mbak." jawabku

Sopir memilih lewat tol tentu saja kami sampai Surabaya dengan cepat dan selamat. Alhamdulillah aku nggak muntah di bus. Benar kata Mbak Risa kalau duduk depan nggak akan mabuk kendaraan.

Kami langsung menuju lokasi rumah Bu Dian yang cukup besar ini. Sebenarnya acara pernikahanya dilaksanakan di salah satu hotel di Surabaya. Tapi kami harus mampir di rumah Bu dian terlebih dahulu entah untuk istirahat, makan dan lain lain. Kami datang lebih awal sehingga memiliki banyak waktu untuk bersiap siap.

Di Ballroom hotel aku sangat terpukau dengan desain dan tentu saja disini tamunya banyak dari kalangan abdinegara juga.

"Sumpah ya Lin bu dian beruntung banget deh dapet suami ganteng TNI lagi. Tamunya juga banyak ya yang cakep cakep gagah lagi." ucap Wina yang kepalanya sudah nggak bisa diam bingung terpesona lihatin tamu abneg.

"Ya Allah koyo di Malang ga ono ae kowe iki, sek tah meneng ojok isin isin i." (Kaya di Malang nggak ada aja kamu ini, sebentar diam dulu jangan malu maluin).

Aku sebenarnya sudah jengah dengan tingkah laku Wina.

Acara pedang pora adalah hal yang banyak dinanti nantikan oleh para tamu yang datang. Banyak kamera yang sudah siap merekam seluruh rangkaian ini.

We Meet Again?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang