21. Rutinitas Baru

4.5K 155 0
                                    

HAPPY READING~

Pagi ini udara cukup dingin, setelah sholat dan bersih bersih bersama sama, Alin sekarang sedang berkutat dengan segala peralatan dapur. Ia sedang memasak, karena udara yang cukup dingin, Alin memutuskan untuk membuat sup ayam.

Cup..

"Astaghfirullah Mas!"

Seperti biasa, Hanan datang dengan mencium pipi Alin tanpa aba aba membuat istrinya itu kaget.

"Untung ya nggak aku pukul sama centong sayur ih."

"Maaf dik, kamu serius sekali Mas lihat."

"Mas duduk aja itu udah aku bikinin teh anget, nasinya biar aku siapin dulu ya."

Alin menata masakanya dan mengambilkan nasi serta lauknya untuk Hanan, kemudian ia mengambil untuk dirinya sendiri. Mereka makan dengan sunyi, Hanan kurang suka sebenarnya apabila saat sedang makan tapi di selingi dengan ngobrol, tapi semenjak dengan Alin perlahan Hanan enjoy dengan perubahan.

"Mas bekalnya udah tak siapin."

"Iya adik, habisin dulu makanannya."

"Mas cepet banget sih makannya.Tentara kalau dirumah begitu ya? Tapi Mas Ilyas malah nggak deh."

"Kan ndak semua orang sama dik, Mas Ilyas kan rindu masakan rumah makanya dinikmati makan pelan pelan, kayak Adik."

"Iya juga hehe"

Alin membereskan alat makan dan mencuci piringnya. Sedangkan Hanan sedang menyemir sepatu PDL nya.

"Dik sudah siap? Ayo Mas antar adik dulu."

"Mas ndak keburu apel? Alin berangkat naik motor aja. Nanti pulangnya agak sore terus mau bantu kegiatan baksos."

Saat hendak menyanggah ponsel Hanan berdering. Tertera nama kontak Mayor Rizal. Segera Hanan mengangkatnya.

"Assalamualaikum,mohon izin petunjuk?"
"Siap ndan! Waalaikumussalam." Hanan menaruh ponselnya diatas meja.

"Dik, maaf ya "

"Tuhkan Alin bilang apa, Alin naik motor aja."

"Yasudah hati hati ya dik.Mas buru buru mau ke kantor dulu."

"Ih, tunggu Mas tas nya." Alin masuk ke kamar dan mengambil tas serta bekal untuk Hanan.

"Terimakasih ya dik, hati hati ya sayang."

Alin menyalami tangan Hanan dan dibalas ciuman di kening dan pipi Alin.

"Hati hati Mas."

"Siap!"

Alin paham tugas Hanan yang sebagai Abdinegara bisa saja mendapat tigas mendadak dan hal yang tak terduga lainya. Sebelum menikah Alin tak jarang membatalkan agenda jalan jalan maupun acara mereka berdua karena Hanan mendapat panggilan dari komandanya.

Sekarang giliran Alin mempersiapkan barang bawaanya untuk mengajar. Tentang pekerjaan memang Hanan tidak melarang, tapi perlu dipertimbangkan saat pengajuan pun dinasehati agar lebih bisa memprioritaskan Persit. Setelah siap segera Alin melajukan motornya ke sekolah tempat ia mengajar.

Sesampainya di sekolah, Alin memarkirkan motornya di parkiran guru kemudian berjalan menuju ruang guru.

"Widih Bu Alin, aura dan sinar pengantin barunya masih terpancar cerah sekali Bu."

Sontak ucapan salah satu guru itu mengundang kehebohan di ruang guru.

"Bisa saja Bu."

Hari ini Alin mengajar di kelas 12 IPS 1 dimana kelas itu banyak sekali siswa nya daripada siswi. Alin mengenal beberapa siswa disini adalah anak kolong (anak tentara) dimana Alin tinggal.

We Meet Again?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang