Hari Minggu siang ini Alin dan Hanan sudah berada di salah satu studio foto, mereka akan melakukan foto untuk keperluan pengajuan pernikahan.
Memang apabila mendapat pasangan TNI/Polri tentu saja banyak persyaratan yang harus disanggupi saat akan mengajukan pernikahan.
Beberapa hari yang lalu Alin dan Hanan sudah disibukkan dengan surat dan dokumen untuk pengajuan nikah mereka. Banyak yang mereka siapkan sebelum menghadap ke petinggi petinggi kesatuan dimana Hanan berdinas.
"Mas Hanan tinggi banget, dari tadi riweuh di aku karena gak bagus bagus ish" keluh Alin.
Dari tadi fotographer nya berkali kali mengulang foto karena pundaknya tidak pas.
"Sekali lagi mbak, itu pakai papanya hehe biar pas." Kata Mas Foto nya.
Akhirnya Alin diberi seperti papan kubus agar menambah tinggi Alin di foto. Hanan yang memiliki tinggi 185 cm disandingkan dengan Alin yang 161 cm pastinya tidak akan mendapat foto yang pas.
Seusai foto kini Hanan dan Alin berada di warung bakso dekat jalan raya. Bakso gerobak yang lagi mangkal dekat studio foto.
Dari foto tadi muka Hanan hanya datar, Alin heran mood calon suaminya ini seperti apa. Semenjak bersama Hanan, Alin hanya pernah melihat ekspresi marah saat Alin sakit karena makan sembarangan dan kejadian Vania beberapa hari lalu.
"Ini Mbak Mas bakso nya." kata Bapak penjual baksonya.
"Terimakasih ya Pak." ucap Alin
Pembeli disini cukup ramai, banyak juga yang melirik ke arah salah satu meja, disana ada Hanan yang memakai PDH TNI AD dan Alin yang memakai stelan baju persit berhijab warna hijau tanpa lencana. Karena Alin masih berstatus calon. Terdengar bisik bisik para pembeli yang memuji Hanan dan Alin.
Sedangkan yang dibicarakan kini sedang santai menikmati bakso yang mereka beli. Hanan dengan bakso putihannya tanpa dicampur saos apapun.
Sedangkan sang calon persitnya? Tangan Alin sudah siap untuk memasukkan sambal ke dalam mangkoknya. Hal itu membuat Hanan melirik tajam. Oke, 1 sendok kecil Hanan toleransi.Tapi ini?
Tangan kokoh Hanan menahan lengan Alin yang tertutup kain seragam persitnya. Alin hendak menambah sambal lagi. Padahal menurut Hanan 1 sendok sambal itu pasti sudah membuat mulut terasa panas karena pedas.
"Kenapa?" Tanya Alin dengan tatapan polosnya. Ia bingung kenapa Hanan memegang tangannya.
"Mau nambah berapa sendok sambal lagi kamu?" Tanya Hanan.
"Dua kalau nggak 3 lagi." jawab Alin
Alin ini memang perempuan yang suka makanan pedas, tapi kemudian hari ia akan sakit perut karena habis memakan makanan pedas.
Jawaban Alin membuat mata tajam Hanan melotot. Apa apaan Calon Persitnya ini.
"Nggak!"
"Ih Mas ini tuh nggak pedes, masih pingin tambah lagi." kata Alin yang sudah cemberut.
"Nggak ya dik! Ini pasti sudah pedes sudah 2 sendok ini."
"Tambah ya mas 2 lagi."
"Nggak!" Jawab Hanan sambil menjauhkan mangkok berisi sambal itu.
"Kamu udah coba itu kuahnya?" Tanya Hanan yang membuat Alin bingung.
"Belum"
Hanan meraih mangkok bakso Alin.
"Bissmillah"
Hanan menyicipi kuah bakso yang warnanya cukup merah milik Alin menggunakan sendoknya, apa yang terjadi? Hanan terbatuk hingga mukanya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Meet Again? [END]
RomanceKisah seorang perempuan yang bernama KAYVA RALIN NARANATYA yang mengagumi sosok laki laki siswa dari sekolah lain bernama HANANTARA NAWASENA.Kekagumanya datang sejak mereka bertemu dalam suatu kegiatan bersama semasa SMA,kekagumannya bertumbuh menja...