32. Bimbangnya Alin

3.4K 132 0
                                    

HAPPY READING~
.
.
.
.
.
.

Sudah 9 hari sejak Hanan berangkat untuk latihan gabungan. Sepulang mengajar Alin memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Makin hari omongan negatif dari rekan sesama guru membuat Alin terbebani, bahkan beberapa guru yang biasanya baik tiba tiba juga mulai menjauhinya. Alin memutuskan untuk bercerita kepada Bundanya.

Kedatangan Alin disambut hangat tentunya oleh Bunda yang memang sudah merindukan putrinya. Keadaan rumah sore ini sepi. Hanya ada Bunda dan Alin saja. Ayahnya akan pulang nanti malam.

"Nduk sudah makan?"

"Belum bun."

"Makan dulu yuk, habis itu kamu mau bicara kan sama bunda?"

"Iya bun."

Bunda langsung menarik tangan Alin dengan penuh kasih sayang menuju meja makan. Disana sudah tersaji beberapa makanan meskipun rumah tidak banyak orang.

Setelah makan Alin dan Bunda kini berada di kamar Alin. Alin mulai menceritakan hal hal yang telah ia pendam sendiri mengenai yang terjadi beberapa hari lalu di sekolah.

Bunda mengelus punggung putrinya menenangkan.

"Nduk Alin, bunda dulu pernah bilang kan memang kalau sudah menjadi istri itu tanggung jawabnya besar. Apalagi disambi dengan pekerjaan, maka tanggung jawabnya bertambah. Disini posisi Alin juga sebagai persit dan guru yang masing masing ada tuntutan kegiatan dan lainya. Bunda tau kegelisahanmu untuk membagi waktu di dua duanya lagi padat kegiatan."

"Kalau Alin merasa bisa kenapa enggak nduk? Tapi jangan lupakan kewajibanmu kepada suami."

"Bun, Alin mempertimbangkan untuk berhenti mengajar."

"Nduk, yakin? Bunda tidak mau kamu mengambil keputusan tergesa gesa karena ada suatu masalah."

"Bun, Alin sendiri makin kesini susah bagi waktu. Sungkan juga sebenarnya sama pihak sekolah. Alin sering ambil libur. Begitupun di persit beberapa kali izin karena kegiatan di sekolah yang nggak bisa ditinggal."

"Bunda sih terserah kamu nduk, yang penting kamu nyaman. Lingkungan mengajarmu juga lagi gak bagus kan. Coba kalau Hanan sudah pulang kalian bicarakan ya?"

"Iya bun."

.....

Hari ini adalah hari kepulangan Hanan setelah 2 minggu menjalani latihan gabungan. Tapi Alin hari ini masih mengajar. Alin sudah telepon semalam tidak bisa menjemput suaminya. Hanan memaklumi selain menjadi istri, Alin juga seorang guru.

Alin berjalan menuju ruang guru karena sekarang adalah waktu istirahat ke 2.Alin bersiap untuk sholat. Langkahnya terhenti saat ada beberapa guru yang membicarakannya lagi. Tak ambil pusing Alin berusaha mengabaikanya meskipun sudah mendengar.

Setelah sholat Alin kembali ke meja nya dan mengecek ponselnya terdapat pesan dari Bu Rizal istri dari Mayor Rizal.

Bu Rizal

Dek, sore jam 3 ikut kegiatan / izin masih mengajar?

Mohon maaf mbak Rizal hari ini saya izin karena masih mengajar.Saya sudah izin ke Bu Jaka.

Oh oke Dek Hanan semangat mengajar ya

Siap, terimakasih Mbak.

Mbak Rizal atau yang memiliki nama kecil Dela Naisha ini juga persit yang akrab dengan Alin. Dulu Mbak Dela juga seorang guru honorer SMP tapi sudah berhenti menjadi guru setelah menikah dengan suaminya.

We Meet Again?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang