06. Menjenguk Sagara

5.9K 206 0
                                    

Beberapa hari kemudian Lettu Sagara akhirnya sadar. Kabar ini disampaikan oleh Ibu nya, Bu Ratna yang memberi pesan lewat Whatsapp kepada Alin.

Bu Ratna memiliki saudara di Malang jadi selama ini Bu Ratna tinggal bersama saudaranya. Sementara Ayah Sagara Pak Pradhika harus kembali berdinas di Jakarta.

Sepulang mengajar Alin pergi menuju Rumah Sakit dimana Sagara di rawat, tak lupa ia membawakan buah tangan untuk diberikan.

Sesampainya di luar ruangan Lettu Sagara. Alin bertemu dengan Bu Ratna,membuka topik dengan menceritakan keadaan anaknya.

Lettu sagara keadaanya mulai membaik tinggal penyembuhan lukanya, dilihat dari kaca kecil yang tembus pandang pada pintu, Alin melihat bahwa Lettu Sagara masih mengenakan alat bantu pernafasan berupa nassal canula, yang baru diganti oleh seorang perawat.

Alin dan Bu Ratna masuk ruangan rawat Lettu Sagara. Ternyata sudah sadar 2 hari yang lalu, bahkan Bu Ratna telah menceritakan segala hal mengenai Alin kepada Sagara.

....

Alin POV.

Bu Ratna ini sangat ramah kepadaku. Ternyata Bu ratna adalah teman smp-sma Bundaku. Beliau mempersilahkan ku duduk di dekat bed pasien setelah menerima buah tangan dariku,Bu ratna duduk disofa ruangan.

Bagaimana aku memulai percakapan ini?

"Trimakasih banyak ya Dek Alin"
Ucapnya kepadaku dengan suara pelan, namun aku masih bisa mendengarkanya. Posisi Lettu Sagara setengah duduk dengan bed yang sedikit dinaikkan.

"Ah iya , bukan apa apa kok"

Kulihat dia kurang nyaman dengan posisinya.

"Lettu Sagara mau rebah saja? biar nggak pusing?"

Dia hanya mengangguk, Bu Ratna membantu putranya untuk ke posisi yang nyaman.

"Dek Alin, mengenai panggilanmu barusan jangan Lettu Sagara. Panggil saja Gara terserah pakai embel embel Kak, mas atau bang. "

Kuputuskan panggil Mas saja kan orang jawa begini.

"Mas Gara?"

"Ya,itu terlihat lebih baik."

Aku,Bu Ratna dan Mas Gara mengobrol cukup lama meskipun didominasi olehku dan Bu Ratna, mas gara seperti penyimak saja sesekali juga menjawab.

Aku melihat jam tanganku sudah pukul 19.04.Aku memutuskan untuk pulang dan berpamitan ke Bu Ratna.

"Mas Gara saya pamit pulang dulu ya,semoga lekas sembuh. Assalamualaikum Bu,Mas"

"Waalaikumussalam trimakasih ya Alin"
Ucap bu Ratna dengan senyuman yang indah dan tulus.

.....

Sampai di Rumah aku memarkirkan motorku ke dalam garasi. Di halaman rumah ada mobil asing yang aku tidak tau siapa pemiliknya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Mas Ilyas!!"

Senang rasanya ,ternyata mas ku yang ke dua Mas Ilyas pulang ke rumah. Punya kakak laki laki abdinegara ini sulit ya, sulit bertemunya.

Saat aku kuliah Mas Ilyas adalah orang yang jarang sekali pulang dan jarang menemuiku jadi sedih. Makanya dulu aku bilang ke Mas Ilyas kalau aku nggak suka orang abdinegara.

"Mas Ilyas apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, Adek sendiri gimana?"

"Alhamdulillah baik Mas."

We Meet Again?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang