37. Khawatirnya Hanan

3.8K 129 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.

6 purnama telah dilewati semenjak kehamilan Alin.Hari ini Alin dan Hanan sama sama disibukkan dengan kegiatan di batalyon karena akan ada kunjungan besok.Alin yang sibuk bersama ibu ibu Persit dan Hanan bersama tentara lainya.

Saat ini Alin sedang merangkai hiasan bunga bersama beberapa persit lainya.Hiasan bunga yang Alin rangkai yaitu kalungan bunga untuk Pangdam yang akan datang berkunjung beserta istri.

Mengerjakan hal yang kita senangi rasanya sungguh membuat enjoy dan pekerjaan jadi lebih mudah terselesaikan.Pembagian tugas untuk kunjungan besok cukup banyak.Para istri prajurit yang masih muda pasti banyak bekerja.Terkadang masih saja ada senior yang melimpahkan tugasnya kepada juniornya meskipun juniornya tengah hamil.Hal itu pun terjadi kepada Alin.

"Dek Hanan!" Panggil salah satu istri senior bernama Mbak Hilma istri dari Kapten Erwin.

"Siap, izin petunjuk Bu?" Alin berdiri menghampiri Mbak Hilma.

"Dek minta tolong dong bawa 2 kardus itu isinya ada cinderamata taruh di ruangan sana."

Alin menengok ke arah kardus itu diletakkan.Lumayan besar pasti berat, Alin mulai hilang respect.Apakah beliau ini tak melihat perut besar Alin? Perlukah Alin meneriaki bahwa ia sedang hamil tapi malah disuruh angkat angkat barang berat.Hanan saja tidak akan membiarkan Alin melakukan pekerjaan berat saat dirumah.

"Siap Bu izin, mungkin untuk mengangkat itu bisa minta tolong ke Om Om di depan bagaimana?"

"Loh, kamu ini! Mereka itu sibuk dek pekerjaan laki laki disana lebih berat dan capek.Kamu kan lagi free jadi saya minta tolong.Kamu tadi cuman duduk ngrangkai bunga aja, gak ada capeknya!" Ucap Bu Hilma kemudian berlalu keluar ruangan.

"Astaghfirullah sabar." Ucap Alin sambil mengelus dadanya.

Saat akan mengangkat kardus ada beberapa persit yang ikut membantu.Alhamdulillah inilah kekeluargaan.

"Terimakasih banyak ya."

"Bu Hanan lebih baik istirahat saja, biar kami yang membawa kardusnya.Kasian dedek bayi." Kata seorang persit yang juga junior Alin.

"Nggak apa apa ini yang kardus satunya saya angkat juga sama Dek Riki."

Alin mengangkat 1 kardus bersama istri Sertu Riki untuk diletakkan di ruangan penyimpanan.

Mereka mempersiapkan hingga sore hari.Pasti lelah rasanya karena hari ini perlu mempersiapkan banyak hal.Belum lagi Alin yang sedang mengandung 6 bulan.

Hanan dan Alin pulang bersama,sesampainya di rumah Alin langsung merebahkan tubuhnya di kasur.Hanan yang sedang memasukkan motornya ikut menyusul ke kamar.Hanan melihat istrinya yang sedang memejamkan matanya, ia duduk di sebelah Alin mengusap kepala Alin yang berkeringat setelah melepaskan hijab istrinya.

Pandangan Hanan turun ke arah perut besar Alin, lantas mengelus-elus lembut.

"Nak, bunda pasti kelelahan kamu juga.Kalian hebat hari ini sudah bekerja keras."

Hanan kembali mengelus kepala Alin.

"Dik bangun dulu ya, bersih bersih dulu."

Alin hanya melenguh pelan.Dengan sabar Hanan tetap membangunkan istrinya.

"Dik bangun yuk Mas bantu." Alin pun bangun.Alin menyenderkan kepalanya di dada bidang Hanan.Hanan pun membelai rambut Alin.

Tak lama Hanan mendengar isakan dari Alin.Hanan menunduk melihat wajah Alin.

We Meet Again?  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang