"kemana pun aku pergi,maka kenagan bersama mu gak akan pernah pudar,nama kamu selalu terukir indah dalam kenangan."
*****
Asa menatap teduh ke arah luar jendela yang sedang di basahi oleh rintikan gerimis hujan. Matanya tertuju pada anak anak yang sedang tertawa gembira saat menikmati setiap rintikan hujan yang membahasahi tubuh mereka. sungguh masa kecil itu masa yang paling bahagia sekaligus menyenangkan.
Tok tok..
Asa menoleh ke arah pintu kamarnya karna terdegar sebuah ketukan. "Asa ini mama." Itu adalah suara Astari mamanya. Astari masuk kedalam kamar putranya yang sedang berdiri di dekat jendela sambil menatap ke luar. Wanita itu mengambil posisi di samping asa, wanita itu memperhatikan wajah putra nya yang putih memucat dan bibir yang selalu mengukir senyum ketulusan walaupun terlihat memucat tetapi tak pernah mengurangi kadar ketampanan anaknya,asa persis seperti papanya dulu,ia mirip dengan mendiang sang ayah. "Asa udah minum obat?"
Asa mengangguk
"Asa gak mau di kemo aja?" Tanya Astari
Kemarin ia menemui dokter Gunawan dan menanyai kondisi sang putra yang katanya asa tak mau di kemoterapi,.
Asa mengeleng kepalanya. "Asa gak mau, ma. Cuci darah aja udah cukup buat asa."
"Asa gak mau di kemo,ma."ujar asa pelan
"Asa." Lirih Astari sambil mengelus lembut pundak putranya. "Emang asa gak mau berjuang buat sembuh,nak."
Asa menghembuskan nafas beratnya."Asa mau sembuh ma,asa akan berjuang dengan cara asa. Asa cuman gak mau selalu ngerasain kesakitan karna alat alat medis yang bertahun-tahun menjadi ketergantungan asa,ma."
"Asa cepek..,mama mau kan liat asa bahagia, ngeliat asa tenang. Mama gak akan ngelarang asa kan ,ma."
Mendegar jawaban asa ,Astari tak bisa menyembunyikan kesedihannya, ia langsung memeluk asa ke dalam dekapannya. Ia mengelus lembut kepala putranya memberikan kasih sayang kepada sang anak.
"kalau asa capek istirahat ya nak,mama ikhlas,tapih setidaknya asa mau kan berjuang untuk mama buat sembuh."
"Mama gak akan ngelarang kalau asa benar benar mau istirahat."
Meskipun selama ini ia tak pernah ada di samping asa menemani anaknya dalam proses penyembuhan jujur saja astari merasa bersalah. Astari akan melakukan apa pun untuk putranya agar ia bisa sembuh, astari tak akan mau kehilangan sang putra,biarkan ia menebus semua kesalahan nya selama bertahun-tahun kepada kedua anaknya.
****
Setelah turun tari Sebuah taxsi kedua insan itu melangkah masuk menuju ke tempat taman hiburan karnaval itu,.
Anala sangat senang seyum di bibirnya terukir jelas karna merasa begitu senang ,ia begitu senang karna melihat begitu banyak wahana permainan di sana, apalagi ini kali pertamanya ia melihat tempat itu.
Sesuai janjinya Beberapa saat yang lalu asa katakan bahwa ia akan mengajak nala ke taman hiburan, melihat Nala yang tersenyum senang membuat asa juga merasa begitu senang , kebahagiaan Gadis itu adalah kebahagiaan nya, sekaligus obat baginya.
"Asa,ayok..."
Bibir asa melengkung membentuk sebuah senyuman tulus, padahal hanya karna hal yang sederhana seperti ini bisa membuat Anala bahagia. Melihat tak ada respon dari asa yang hanya tersenyum tak jelas membuat Anala berdecak sebal lalu menarik tangan asa untuk cepat berjalan masuk kedalam taman hiburan karnaval itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asara Bersama Bintang [Segera]✓
Fantasy"kalau aku pergi maka cerita kita udah selesai dan kamu harus bahagia Tanpa aku." _____________________ Kisah tentang seorang pemuda si penyuka mawar putih. Si penderita leukimia yang di pertemukan dengan seorang gadis penderita tunanetra. Seorang P...