29. BUTUH PELUKAN

64 8 0
                                    

sebelum membaca cari tempat ternyaman dulu.

Bacanya slow aja,biar dapat ending





“Kamu harusnya paham jika ujianmu kali ini adalah perihal jarak,maka sesungguhnya yang jauh itu hanyalah raga, bukan hati dan jiwa.”

~Bintang Asara~


Sudah Beberapa kali Asa kembali menghubungi nomornya tetapi sayang nomor itu sudah tak aktif.

Asa maraup wajahnya dan kembali meneguk segelas air putih yang ada di sampingnya sampai habis tak tersisa. Nafasnya naik turun tak beraturan kepalanya jadi pusing setelah kejadian tadi. Ia masih tak menyangka,asa yakin yang tadi menelfon nya adalah ibunya sendiri,asa yakin itu. Tapih apakah itu tadi benar benar ibunya lalu menggapa sambungan telepon nya langsung di matikan. Benar atau tidak ,asa tidak peduli yang terpenting ia harus tau dulu siapa orang tadi.

Asa kembali melirik ponselnya masih belum ada tanda tanda nomor itu aktif kembali. Asa merebahkan kepalanya bersandar pada kepala kasur dan memejamkan matanya sejenak untuk bisa menghilangkan rasa kunang kunang dan pusing yang sekarang menjalar di kepalanya.

Drettt...,

Hampir saja asa tertidur tetapi Matanya langsung terbuka saat merasakan ponselnya berdering kembali,buru buru asa langsung mengangkatnya.

"M-mama."

"Ma, tolong jawab asa, ini mama kan?" Tanya asa dengan suara yang bergetar dan penuh harap

"A-asara, putra ku." 

Suara lembut itu berhasil menembus Indra pendengaran asa. Setelah mendengar jawaban itu membuat seyum bahagia asa terukir jelas di bibir pucat nya. 

"Mama.. ini beneran mama kan?" 

"Iya,nak ini mama. Gimana kabar kamu." Tanya Astari dengan suara harunya

Asa tak bisa menyembunyikan kesenangan sekarang,ia benar benar bahagia bisa mendengar kembali suara cinta pertama nya, yaitu Astari ibunya. Air mata bahagia nya yang tadinya turun sudah asa hapus begitu saja. Asa menutup mulutnya untuk menahan suara isakan yang keluar.

"Asa, kenapa kok nangis?" Tanya Astari yang bisa mendengar suara isakan asa.

"Mama,kangen asa. Maaf... kalau mama baru bisa hubungi sekarang, Mama benar Benar minta maaf,nak. Mama takut kamu masih benci sama mama,kamu benci sama kelakuan mama selama ini yang udah ninggalin kamu bertahun tahun. Mama takut kamu belum bisa terima kehadiran Mama lagi ,Mama akui mama salah nak. Tolong maffin kesalahan mama,nak." Ujar Astari dengan suara yang bergetar dan mulai menagis 

"Asa boleh benci sama mama, mama memang salah ,nak." Ungkap Astari penuh sesal 

"Asa gak bisa benci sama mama." Ucap asa sambil menahan air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya.

"Asa kangen sama mama, asa pengen ketemu mama, asa pengen peluk mama, asa sayang sama mama."

Kini keduanya sama sama menagis. Astari sangat merindukan asa dan  begitu juga sebaliknya. 

"Mama juga kangen sama asa, mama mau peluk asa, mama sayang sama asa." Ujar Astari dalam sela tangisnya 

"Maafin mama, ya nak.mama senang bisa dengar suara kamu lagi. Kabar kamu sama juna gimana?,Anak mama pasti sekarang udah gede,kan?"

 Asara Bersama Bintang [Segera]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang