23. TAK ADA KEADILAN

84 14 0
                                    






"Lebih baik untuk sementara waktu kamu tinggal bareng ibuk dulu ya Nala." Ujar Bu Sari yang duduk di samping nala. Karna ide asa lah yang membawa nala ke rumah buk sari. karna tak mungkin juga asa akan membawa nala pulang ke rumahnya. jadi lebih baik tempat yang aman untuk sekarang adalah hanya rumah buk sari. Apalagi beliau hanya tinggal sendiri di rumah kalau ada Nala maka beliau tak akan ke sepian. "Ibuk justru senang karena ibuk gak akan ngerasa kesepian." Sambung buk sari lagi sambil mengulas seyum.

Buk sari merasa kasihan setelah mendengar semua kejadian tentang Nala, karna asa yang menceritakan itu. " Iya nal, Lo di sini aja dulu, dari pada nanti di culik lagi sama orang jahat kan."

"Itung itung temenin ibuk." Ujar Reyhan ada benar nya.

Nala hanya terdiam, pikirkannya saat ini hanya satu bagaimana keadaan adik adiknya di rumah apakah mereka baik baik saja. "Tapih aku khawatir dengan keadaan adikku." Ujar nala

"Kamu tenang aja Nala, adik kamu pasti baik baik aja."

"Tapih kalau mereka nyariin aku gimana?aku gak mau bikin mereka sedih dan khawatir."

Mereka semua terdiam dengan ungkapan Nala barusan yang menghawatirkan adiknya. Mereka tak tau mau berkata apa lagi. "Kasus ini Kenapa gak lapor polisi aja biar di penjara." Usul Mahesa yang berdiri di duduk di sudut ruangan sambil menumpang kepala nya.

"orang kayak ayah kamu itu harus ngerasain namanya di penjara, karna udah tega gejual anaknya.

"Tapih kan kita belum punya bukti yang kuat." Ujar Azka

"Iya, sebelum melapor memang lebih baik dulu kita harus ada bukti yang kuat., Baru bisa untuk melapor dan mengajukan tuntutan." Ujar asa

Kemudian asa menoleh pada Nala lalu ia bertanya. "Nala, apa sebelumnya kamu pernah mendapatkan kekerasan dari ayah kamu?" Tanya asa

Nala mengeleng kepalanya pelan. Nala sedikit bungkam dengan pertanyaan asa,ia tak mungkin jika harus menjawab bahwa hampir setiap hari ia mendapatkan kekerasan dari ayahnya. Apalagi kalau Dani lagi kesal bahkah saat marah Karna kalah main judi maka kekesalannya akan ia lampiaskan ke nala. Tak mungkin Nala mengakui kalau Dani telah melakukan kekerasan fisik ke nala ,Karna bagaimana pun Dani adalah orang yang sudah merawat dirinya dari dulu. Jika nala mengaku itu sama saja seperti dirinya menjelekkan ayah sendiri. Tapi jika mengingat perlakuan Dani yang tega menjual dirinya apakah Dani masih bisa di sebut sebagai seorang ayah.itulah yang membuat Nala harus berfikir berkali kali. "Trus alasan ayahnya jual Nala apa dong." Pikir azka

"Gak punya uang kali." Jawab Reyhan

"Gila juga ya, hanya karena mau uang bisa rela menjual anaknya sendiri." Pikir azka geleng geleng kepala.

"Udah udah gak usah mikirin yang gak penting. Untuk sekarang Nala gak usah mikirin apa apa dulu ya nak.

"Nala akan aman tinggal sama ibuk, ya nala." Ujar buk sari meyakinkan Nala dan hanya di balas anggukan kecil dan senyuman oleh Nala.

"Yaudah mumpung udah larut malam kita pulang aja yok." Usul Mahesa beranjak berdiri sambil melihat jam tangannya yg sudah menujukan pukul setengah satu malam. Memang sudah sangat larut.

Kemudian mereka pun beranjak bangun dan berpamitan untuk pulang. "Kamu tenang aja ya Nala, kita bakalan bantu cari tau tentang keadaan adik adik kamu." Ujar asa saat yang lain sudah mulai keluar dan hanya meninggalkan, Reyhan, asa, Nala, dan buk sari saja di ruang tamu. " Iya nal, gak usah terlalu khawatir." ujar reyhan yang mengiyakan ucapan asa. Nala hanya membalasnya dengan senyuman tipis. "Makasih." Ucap nala yang di balas senyum tipis asa meskipun Nala juga tak bisa melihat senyuman itu.

 Asara Bersama Bintang [Segera]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang