41. RAHASIA YANG TERUNGKAP

66 6 0
                                    

“seorang peri cantik itu harus bahagia,Janji?”

*****

Ayo bahagia, bintang-ku :)

Asa tersenyum setelah membaca deretan tulisan yang tertulis itu. Ia tau ini dari siapa, siapa lagi kalau bukan Nala. Tapi tunggu asa berfikir bahwa kalau ini dari Nala berarti gadis itu masih ada di sekitaran rumah sakit, dan asa fikir ia harus bertemu langsung dengan gadis itu. 

Meskipun kepalanya masih terasa pusing ia tak perduli, tujuannya adalah mencari Nala sekarang. Asa buru buru bangkit dari brangka tempat ia tidur ,mumpung sekarang tidak ada orang lain kecuali hanya ada Juna yang sedang tidur pulas di sofa rumah sakit.

Asa mulai berjalan keluar ruangan sambil memegangi infus yang masih terpasang di tangan nya. Ia menelusuri lorong rumah sakit sambil melihat lihat sekelilingnya siapa tau ia menemukan Nala yang belum pergi dari sana.

Mata asa memicing Pandangan nya tertuju kepada seseorang yang menurut nya itu adalah Nala, dan ciri-ciri nya mirip seperti Nala.  

"Nala.." teriak asa

Ia mulai berjalan cepat menghampiri orang itu, baru beberapa langkah berjalan asa merasakan kepalanya kembali sakit.

"Agrrr." Ringis asa pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa berputar dan sakit. Asa mencoba mengelengkan Pelan kepalanya berharap bisa meredakan rasa sakit yang ia rasa. Asa kembali melihat sosok yang ia kejar barusan 

"Nala tunggu.."  asa melangkah lebih lebar ia tidak mau sampai kehilangan jejak gadis itu

Brak..

Karna kurang berhati-hati asa tersandung dengan seorang suster yang sedang membawa beberapa alat medis dalam dorongan nya.  "Mas gak papa?" Tanya suster karna melihat asa yang sedikit menunduk pandangannya 

Asa mengeleng pelan sambil menaikan tangannya sebagai kode bahwa ia tidak apa apa. 

Ia menghela nafas panjang Setelah di rasa baikan ia kembali mengejar Nala yang semakin jauh dari jangkauan nya.  "Nala.."

"Nala tunggu." Asa berhasil meraih pergelangan tangan nala

"Ada apa ya.. mas?" 

Teryata asa salah orang,ia fikir tadi benar benar Nala tapih nyatanya bukan. "Maaf." Lirih asa salah orang.

Asa mengehebuskan nafas gusar,ia kecewa orang yang ia harapkan tidak ada. Asa kembali berjalan sendirian tapih bukan kembali masuk ke ruangan ia di rawat melainkan ke taman rumah sakit. Ia memilih duduk di bangku taman itu.

Ini adalah Dejavu ,taman rumah sakit ini adalah Waktu di mana pertama kali ia bertemu dengan seseorang bernama ,Anala. Ia merindukan sosok itu.  Sudah lama ia tak melihat nala. 

Asa terseyum getir "jadi inikah yang di namakan jatuh cinta dan rindu kepada orang yang yang sudah kita anggap segala nya?" Gumang asa 

Asa fikir ia memang sudah jatuh cinta kepada gadis itu. Asa mulai melihat lihat sekeliling taman itu matanya tertuju pada deretan bunga yang tertanam rapi, ia berjalan dan mendekati sebuah bunga yang menjadi favorit nya, mawar putih.

Setelah memetik setangkai bunga yang ia inginkan asa berjalan kembali dan duduk di bangku taman rumah sakit itu. Bunga itu ia dekati di penciuman nya. Bau dari bunga ini sangat harum membuat pernafasannya menjadi lebih fres dari sebelumnya.

"Permisi mas," seorang suster berjalan menghampiri asa

"Iya,ada apa?"

"Ini ada titipan untuk mas." Suster itu memberikan sebuah kotak kepada asa.

 Asara Bersama Bintang [Segera]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang