Manusia dengan setengah wajah berjalan melawan arah. Tahukah dia kalau langit sebentar lagi gelap? Apakah dia akan terus menghiraukan manusia lainnya?
Manusia dengan setengah wajah berjalan berbalik arah. Kupingnya memerah, lalu tubuhnya penuh luka. Kenapa ia masih saja tersenyum lebar?
Seakan aku tidak tahu saja. Kenapa manusia setengah wajah terkadang pergi meninggalkan kerumunan. Mengapa manusia setengah wajah berpakaian lusuh dan sering terlambat.
Manusia setengah wajah berdiri di hadapan orang-orang. Kembali tersenyum lebar. Bercerita riang dan sekitarnya selalu gembira.
Tapi aku menyaksikannya. Hari dimana manusia setengah wajah bersembunyi dari orang-orang. Saat dimana manusia setengah wajah ketakutan bertemu orang-orang.
Ketika sekujur tubuhnya memar dan tersiksa luka bakar. Ketika wajahnya lebam seperti biasa. Ketika manusia setengah wajah menangis tak bersuara di dalam kamar.
Aku tahu semuanya. Karena akulah. Manusia setengah wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoesíaDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...