Suatu hijau di tengah kota. Taman indah terlihat dari gedung kaca. Sendirian di sana, aku memperhatikan banyak manusia riang. Yang saat ini mungkin sedang senggang.
Terkurung pada kotak transparan. Bukan sebuah hal menyenangkan. Aku hanya ingin mengingat cerita lama. Masa kanak-kanak yang bahagia.
Ketika dahulu aku dalam masalah. Ibu akan datang dan memberi tenang. Ketika dahulu aku berangkat sekolah. Ibu berdiri di belakang dan tersenyum indah.
Ketika dahulu aku terjatuh. Ia tidak marah, justru merasa cemas dalam riuh. Ketika dahulu aku sakit. Ia yang paling khawatir, berusaha keras membuatku bangkit.
Rumah indah di kaki gunung. Udara sejuk dan suara angin berdengung. Halaman luas tempat untuk bermain sepak bola. Teman-teman yang selalu tertawa.
Sepeda tua dan jendela baja. Aku ingat sekali suasana dapur di pagi hari. Ingat sekali menu sarapan setiap hari. Masakan ibu selalu menemani hariku.
Mereka berkata, semua tak mungkin sama. Semua tak mungkin kembali. Itu benar, saat ibu pergi semua tidak kembali. Saat ibu pergi, rumah ialah tempat paling asing.
Peluk aku seperti dulu. Aku akan menangis di pundakmu. Akan kutukar semua waktu. Jika bisa bertemu, ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoesíaDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...