Berbaring tak lantas membuatmu berhenti lelah. Kamu di ruang kotak yang sama. Bernafas tenang menanti pagi datang. Sembari melamun, terus melamun.
Keluh kesah manusia selalu sama. Bicara tentang kerja atau keluarga. Hubungan lainnya atau perihal dunia. Bahkan tak lebih dari urusan cuaca.
Kamu tahu itu, tapi kenapa hari ini sulit sekali untuk terlelap? Hatimu tak mau tenang, justru semakin kencang. Kenapa rasa itu datang? Saat kamu menimang-nimang.
Apa tidak bisa sang Minda melupakannya saja? Apa tidak bisa tubuhnya merasakan jeda? Dalam diam yang merasuk sekitar. Kamu masih menyesal di atas tilam.
Berpikir bahwa malam ini akan panjang. Kamu mestinya paham. Manusia dewasa itu sering sekali lelah. Rapuh namun terpaksa tangguh.
Apa lagi yang hendak dilakukan pikiran? Dirimu mungkin siap akan monolog lain. Jika memang keluh kesahmu belum usai. Kamu harus terjaga dan waspada pada malam.
Keluhanmu berat sekali hari ini, kawan. Kamu mungkin berpikiran terbuka. Tapi manusia pada dasarnya mahluk hidup bersifat lemah. Yang buah pikirannya justru membebaninya.
Jika dalam otak saja masih terjebak. Mana bisa berbuat apa-apa. Sejauh bintang-bintang di semesta. Batas apa yang bisa dilanggar manusia?
Ruai dan lemah, matamu tak mampu bertahan lama. Kamu harus bersyukur pada lelap. Yang datang dan menghentikan benak. Membuatnya terlepa di atas gumpalan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PoetryDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...