Malam ini, bintang berjaga dan tertawa. Mereka saling bergandengan tangan dengan mesra. Seandainya cahaya bumi dimatikan sejenak. Maka langit malam ini akan luar biasa.
Dan diriku yang masih sama. Hanya berbaring di rerumputan yang basah. Suara-suara liar yang masuk telinga. Adalah lagu pengantar tidur paling sentosa.
Malam ini, bintang sedang bersandiwara. Mengecoh dunia dengan pancar cahaya. Seandainya aku melepaskan semua. Maka sanubari tidak akan merasa siksa.
Dan diriku yang masih sama. Hanya bisa cemas di awal rebah. Sesal yang datang lagi bertubi-tubi. Suatu cara menyakiti diri hari ini.
Di saat pulang pun tidak lagi menyenangkan. Apa lagi yang bisa aku banggakan? Bagaimana bisa aku bertahan? Saat manusia pertama menghilang bersamaan.
Manusia yang pernah tersenyum indah. Manusia yang dulu memeluk lemah. Kini sekitarku justru merasa malu. Mencerca dan menatap rendah.
Tak apa, jika memang dramanya masih panjang. Aku akan menghindar. Mencari tenang yang berteriak lantang. Lalu diam, berbaring dan menatap langit malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan Kini.
PuisiDan Kini, tidak lebih dari sebuah karangan tidak masuk akal. Berupa puisi yang ditulis hati-hati. Keluh kesah dan keresahan yang tidak pernah berhenti, ialah ide utama dari tulisan ini. Kumpulan tulisan ini tidak banyak yang bersuasana riang, cender...