Ingkar

8 2 0
                                    

Kuil kelabu merenung di hari Minggu. Orang-orang belum datang. Masih terlalu pagi untuk berdoa. Menyembah Dewi mereka dan merenung di sana.

Setumpuk roti berjamur dan rusak mereka bawa. Persembahan kepada Dewi tidak lebih pada makanan kadaluwarsa. Setelah duduk orang-orang berdoa. Menunduk cukup lama dan meneteskan air mata.

Pemimpin kuil berjalan dari belakang. Memperhatikan manusia-manusia malang. Mengangkat dagunya dan berdiri di atas altar. Orang-orang gemetar ketakutan.

Deretan kursi di kuil terlihat bergetar.  Manusia yang duduk di sana tengah menderita. Pemimpin kuil berseru suatu hal. Berusaha menenangkan.

Orang-orang kini menangis kencang. Air mata mereka mengalir dan jatuh di lantai kuil. Mereka yang telah ingkar akan mendapatkan hukuman paling kejam. Mereka yang ingkar tidak akan pernah merasakan kebahagiaan.

Dengan ancaman dalam kertas yang teringat. Orang-orang semakin sedih dan ketakutan. Pria tua yang duduk di belakang, yang menangis paling kencang. Tidak juga terhindar dari sabit malapetaka.

Pria tua itu berhenti bergerak. Jantungnya berhenti berdetak. Orang-orang berteriak. Dialah pasti yang telah ingkar.

Dan Kini.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang